Secara tidak sengaja saya membaca kicauan teman kuliah saya yang berada di Bandung mengikuti Obrolan Langsat (diskusi yang diadakan di Jalan Langsat). Salah satu pembicara adalah @warnapastel dan dia menampilkan slide ini via Obrolan Langsat\’s Photo on Lockerz :
Anak-anak dan pemuda-pemuda kita sukar dapat belajar dengan tentram karena dikejar-kejar oleh ujian yang sangat keras dalam tuntutannya. Mereka belajar tidak untuk perkembangan hidup kejiwaannya, sebaliknya mereka belajar untuk dapat nilai – nilai yang tinggi dalam raport sekolah atau untuk dapat ijazah. Dalam soal ini baiklah kita para pemimpin perguruan dengan kementerian PP dan K mencari bagaimana caranya kita dapat memberantas penyakit examen cultus dan diploma jacht (mengkultuskan ijazah dan diploma) – Ki Hadjar Dewantara
Saya seperti mendapat dukungan langsung dari Bapak Pendidikan Nasional untuk memberikan pendidikan homeschooling bagi anak-anak saya nantinya (well I am not married yet. So what?). Loh koq larinya ke homeschooling ? Karena saya tidak mau anak-anak saya nantinya dijejali materi yang membuat mereka tidak bisa menikmati proses belajar. UN adalah puncak ketidaksetujuan saya terhadap pendidikan di Indonesia. Memang homeschooling bukan berarti terhindar dari UN tapi mereka bisa memilih kapan mereka siap mengambil UN. Sebenarnya jika uang bukan masalah maka saya ingin menyekolahkan anak saya di Green School Bali tapi sudahlah mari kembali ke realita. Saya selalu ingat kata-kata ibu saya :
lihat cara mama mendidikmu, cara mamamu menyekolahkan kamu, kritisi, kalau ada yang gak kamu suka atau kamu rasa kurang kamu perbaiki ketika kamu membesarkan anak-anakmu.
Jadi pernyataan ibu inilah yang memacu saya untuk merevisi apa yang sudah diajarkan kepada saya. Kembali ke obsat, @iwanpranoto menjelaskan tentang data literasi matematika siswa RI di PISA. Hasilnya ? 76,6% siswa-siswi di Indonesia hanya berada di level 2. Artinya ? Nah coba lihat kuadran lengkap dari level 1-4 ini.
Obrolan Langsat\’s Photo on Lockerz.
- Bernalar rendah, perhitungan sederhana
- Bernalar rendah, perhitungan ruwet (UN Matematika Indonesia)
- Bernalar canggih, perhitungan sederhana
- Bernalar canggih, perhitungan ruwet
Intinya @iwanpranoto ingin menjelaskan bahwa siswa-siswi Indonesia mengejar kecakapan yang sebenarnya sudah usang di Abad 21 ini (padahal ini sudah dekade ke-2 Jendral!!! ).
2 pemikiran pada “Mengintip Obsat soal UN”