*Buat yang menggunakan mesin pencari google Pak Josua Tumakaka orang mana. Bapak Toraja Ibu Banten hahaha* Oh iya, Grace of Christ Community Church tetap gereja yang mungil. Di Jakarta hanya ada di Bapindo – Sudirman, ASMI, dan Mangga Dua. Selain itu ada di Bekasi. Iya ada juga di Semarang dan Surabaya. Bahkan sebenarnya di kota kelahiran saya juga ada kelompok sel yang rutin beribadah. Jika yang ingin tahu seperti apa sebenarnya Grace of Christ Community Church tapi terlalu takut (kena kutuk) dan berbagai alasan lainnya untuk datang, anda bisa mendengarkan melalui radio streaming yang mengudara tergantung partner saya.
Tulisan mengenai Josua Tumakaka dan gereja komunitas Kasih Karunia Yesus atau lebih dikenal dengan GCCC ini saya buat dari kisah saya pribadi dengan wawancara singkat kepada beberapa teman saya guru sekolah minggu. Tulisan ini bukan untuk mengkategorikan apakah Gereja Tiberias sesat atau tidak. Pun juga dengan GCCC. Tulisan ini juga bukan soal rebutan jemaat dan sebagainya. Akan menarik jika dari hasil tulisan saya ini dibuat penelitian gabungan kualitatif dan kuantitatif untuk mendapatkan hasil yang lebih mendalam. Nama ‘Josua Tumakaka’ menjadi santer setahun ini dalam pemberitaan di kalangan Kristen Protestan Karismatik sejak diberitakan bahwa pdt Josua Tumakaka adalah pendeta sesat. Detilnya tidak menjadi hal yang tertarik saya bahas di sini karena semua berita simpang siur itu beredar dalam media cetak (yang saya tahu Spektrum dan Reformata) maupun dari mesin pencari Google.
Dari sudut pandang saya
Siapakah saya ? Sebelum bergabung dengan GCCC, saya menjadi jemaat di Tiberias sejak 1997 dan sempat menjadi guru sekolah minggu tahun 2009 di Balai Sarbini. Keseharian saya di Tiberias saya tulis di sini dan cerita 13 tahun di tiberias juga ada di sini. Saya pertama kalo mendengar nama Josua Tumakaka tahun 2004 dari sahabat saya sejak SMA yang lebih dulu terlibat pelayanan Tiberias Cinere. Baru beberapa tahun kemudian saya ikut kebaktian Pak Josua. Seingat saya, saya menjadi rutin karena partner saya. FYI, partner saya bukan dari Tiberias. Kesan pertamanya terhadap Tiberias ketika dia datang pertama kalinya di Agustus 2010 bersama pacarnya saat itu negatif walaupun akhirnya dia dibaptis di Tiberias Oktober 2010. Saya sebagai jemaat Tiberias garis keras saat itu tidak tertarik ke gereja lain dan cenderung mengabaikan kritik partner saya terhadap Tiberias saat itu.
Selanjutnya kami mengikuti ibadah tengah minggu Pak Josua dan seingat saya sepanjang 2011 partner saya tidak begitu saja menerima apa yang dikotbahkan pendeta Josua. Pasti adaaa ajaa yang diprotes tapi (hampir) tidak pernah ditanyakan langsung.
Tepat 1 tahun yang lalu di Paskah 2012 saya mulai merasakan ada gejolak (..lagi.. bukan kali ini Tiberias merasakan gejolak.. Bukankah sebelumnya sudah ada Erastus, Gilbert, Yuda) di Tiberias dengan nama Josua Tumakaka yang tiba-tiba tidak ada di jadwal buletin dan terus semakin intense sampai pertengahan tahun 2012. Sepupu-sepupu saya yang sudah lebih dulu tidak bergabung di Tiberias mengkonfirmasi berita tersebut kepada saya. Teman-teman guru sekolah minggu berharap saya kembai aktif di Sarbini dan tidak mengikuti pendeta Josua.Saya sendiri hanya bisa berteriak di twitter tanpa ada tanggapan.
Di tahun tersebut saya juga memberikan materi kepada mahasiswa baru UI mengenai berpikir kritis (tulisan mengenai berpikir kritis itu sendiri ada di sini, di sini, dan di sini). Di situlah saya bilang kepada mereka ‘saya bukan cuma mengajarkan berpikir kritis, tapi sudah melakukannya dalam hal ini mengenai kasus di gereja saya‘.
Ketika semua orang menggunakan pendekatan spiritual dengan berdoa, saya menggunakan logika. Saya merasa malu sebagai seorang sarjana lulusan UI cuma mau percaya isu yang sumbernya ‘katanya’. Sekarang pun setelah Spektrum menunjukkan saksi-saksi yang menyatakan bagaimana mereka dirugikan oleh Josua sama sekali tidak membuat saya percaya. Mengapa ? karena bukan saya sendiri yang investigasi, bukan saya sendiri yang mewawancara mereka. Di era yang mana para pengusaha yang punya ambisi politik masing-masing bisa memiliki usaha media entah itu TV atau portal berita internet, bagaimanakah saya bisa percaya Spektrum ? Lain ceritanya jika berita itu digarap oleh Tempo. Jadi buat saya, selama itu belum saya buktikan dengan mata kepala saya sendiri, saya anggap berita tersebut belum terbukti benar. Selama itulah saya lebih memilih bernaung di gereja yang tenang dan menguatkan satu sama lain. Saya merasa sudah saatnya saya membuka lembaran baru dari gereja yang terbiasa untuk mengutuki.
Kisah Teman-teman Saya
Menarik bahwa beberapa orang yang memilih bergabung di GCCC karena di hasil doa mereka ada damai sejahtera untuk tidak percaya dengan berita tersebut. Mereka merasa diberkati oleh firman yang disampaikan oleh pendeta Josua dan ada juga yang justru semakin yakin dengan pendeta Josua karena dia tidak melakukan perlawanan sedikitpun. Ya sebenarnya ketenangan pendeta Josua menghadapi semua ini menjadi sebuah kotbah yang paling kuat yang pernah dia sampaikan untuk semua orang karena bukan perkataan yang paling diingat orang, tapi tindakan.
Satu yang tidak diangkat menjadi wacana oleh media, adalah bagaimana banyak perpisahan terjadi. Memang tidak semasal perpisahan Korea Utara dan Selatan, tapi bukan cuma saya yang mengalami perpisahan dengan sahabat karena tidak lagi memiliki perspektif yang sama. Saya masih berkomunikasi dengan sahabat SMA saya tapi tentu tidak seintense dulu ketika kami banyak membahas Firman Tuhan. Doa saya untuk dia tetap sama : supaya dia bisa menjalani hidup dengan seorang pria yang bisa jadi imam. Apakah saya tidak rindu bisa kembali kebaktian bersama seperti dulu ? Ya saya rindu dan semua itu hanya waktu yang bisa menjawabnya.
[Terbaru] : setelah pencaritahuan saya, akhirnya tepat ketika saya konseling pra nikah terakhir bersama Pak Josua, saya menemukan jawaban penyebab segala isu mengenai nyi roro kidul ini.
Koq tulisan ini jadi sumber informasi soal Grace of Christ Community Church ya >.< Silakan menikmati :
Akhir kata saya mau naruh ini. Semoga ini sudah menjadi jawaban untuk pertanyaan yang diketikkan oleh banyak orang melalui mesin pencari Google ๐ Silakan pakai berpikir kritisnya ya anak muda
โบ “@SlametMuslim: Berhubung lg banyak hoax… pic.twitter.com/TX2xYpZI3E“
โ Lenny (@LennyLips) July 20, 2015
Leave a Reply