Sepertinya saya terlalu menghayati hidup di Depok sampai baru tahu restoran masakan Indonesia seperti Remboelan. Selama ini selain warteg saya cuma tahu Kembang Goela dan Njonja Rasa yang menyajikan masakan Indonesia yang khas, bersela, dan paripurna #eeaa
Persentuhan dengan Remboelan tidak lebih karena ada acara yang harus dihadiri dan ternyata dengan penataan ruangan yang bersekat, Remboelan memang pas untuk rapat sambil makan siang.
Saya juga suka desain buku menunya. Mengingatkan saya pada lukisan Ayu Utami untuk salah satu novelnya. Harganya tentu saja premium tapi memang rasanya enak-dengan-toleransi. Perkara rasa akan saya tuliskan nanti. Mari kita lihat harganya dulu :
Nah sekarang mari membahas soal enak-dengan-toleransi ini. Jadi memang masakan yang disajikan enak, tidak ngirit bumbu tapi dibuat rasanya tidak terlalu ekstrem. Seperti Lontong Cap Gomeh yang saya makan, memang enak cuma kurang berani tajam dan pedas. Gemblong justru menjadi pencuri perhatian saya. Kudapan yang diberikan cuma-cuma ini terasa beda dengan pilihan gula merahnya yang harum. Gula merah seperti ini biasanya kalau saya dapatkan dari oleh-oleh seperti dari Pangandaran. Selebihnya gorengan lain memang memperhatikan isi dan rada cuma memang karena lokasi gak bisa ceritanya satu gorengan Rp 2500. Hahaha
Kebingungan saya sebenarnya cuma satu: Eh Kopi Teh Remboelan itu di mana rasa tehnya? Selebihnya di Remboelan sudah cukup dan ruangan sngat pas untuk rapat
Restoran ini emang jualan tempat ya. Soalnya interiornya bagus. Tp makanannya kok mahal ya. Bakmi 45 ribu. Hmmm worth it gak mnrt km?
hahahhaha iya memang mahal2. kayany sih utk branding ya. jd kl kantor mau rapat skaligus maksi gitu.