Urus E KIR JAKARTA

Karena harta paling berharga selain keluarga adalah Si Putih maka Si Putih secara teratur menyambangi Kantor Dinas Perhubungan 6 bulan sekali. Sudah semacam anjuran cek gigi ke dokter kesayangan saja. Cuma bedanya dengan cek gigi, cek KIR itu wajib hukumnya.

KIR itu bukan singkatan. Sama seperti Ombudsman, KIR adalah penyerapan bahasa asing. Berasal dari Bahasa Belanda yang artinya kurang lebih Penghargaan. KIR diberlakukan hanya untuk kendaraan angkut barang seperti Si Putih. KIR akhirnya dimaknai sebagai uji kendaraan di Dinas Perhubungan tiap 6 bulan sekali.

Kalau menurut Europe/ Asia NCAP (kurang lebih uji kelayakan kendaraan terhadap keselamatan penumpang), Si Putih dapat peringkat 0 alias sekali tabrakan kemungkinan besar penumpang pindah ke alam baka. Maka setiap kali Uji Berkala Dishub, Si Putih dapat peringkat LAYAK JALAN muahahaha.

Dulu ketika Si Putih masih atas nama teman yang ber-KTP Depok, maka KIR dengan santai dilakukan di Dishub Cilodong. Sebuah kelelahan lahir batin jika ingin jalur resmi. Jadi kami selalu membayar agen untuk urusan administrasi. Tugas kami hanya membawa si Putih untuk antri masuk ke lorong-lorong pengujian. Tentu tak lupa kotak P3K selalu siap di laci dan memastikan mobil sudah dicek montir.

Ketika cicilan si Putih lunas, maka kami melakukan balik nama sehingga Si Putih menjadi kendaraan Jakarta. Proses mutasi sih masih manual di Pulogadung, tapi begitu jadwal KIR biasa, kami sudah harus menggunakan aplikasi E-KIR.

Unduh aplikasi E-KIR dan rasakan sensasinya. Anda perlu mendaftarkan nama, surel, no HP. Lalu ini bagian yang asyik. No HP itu akan digunakan aplikasi untuk kirim nomor verifikasi dan 1 sms iklan. Nah kalau anda mau lihat angka tersebut mau tidak mau anda keluar dari aplikasi terus ketika anda mendapatkan nomor di sms dan mencoba membuka aplikasi maka… anda harus daftar lagi dari awal.Mutar-mutar terus seperti itu sampai.. orang IT nya ngeh.

Jadilah daripada bertele-tele saya pasang saja nomor HP suami. Begitu dikirim kode verifikasi saya tidak perlu keluar dari aplikasi. Muahahaha. Petualangan berikutnya adalah milih tanggal. Ingat ini aplikasi pemerintah bukan Traveloka. Jadi anda hanya bisa pilih tanggal jika 14 hari ke depan ada slot kosong. Muahaha.

Bayangkan saya baru unduh aplikasi ini tanggal 19 Mei. Sementara masa KIR saya 25 Mei. 2 hari pertama saya sama sekali tidak bisa memilih tanggal karena penuh. Pagi-Siang-Sore-Malam cek aplikasi sudah seperti menunggu transferan orang bayar utang (ehem ehem).

Lalu di Selasa yang kegaringan saya kembali iseng buka E-KIR dan dapaaat slot. Begitu memilih lokasi Pulogadung langsung 0. Buahahaha. Apes. Coba lagi ke lokasi yang berbeda. Memilih Cilincing. Kali ini beneran dapet. Harus transfer sebelum jam 22.00. Langsung meluncur ke ATM Mandiri untuk bayar ke Virtual Account Bank DKI.

Kami datang di tanggal yang telah ditetapkan. Di aplikasi juga sudah dicantumkan jam berapa kami datang. Kecepetan sih. Maklum dari Depok. Kami tetap boleh masuk.

Bukti Bayar ATM dan bukti booking di aplikasi perlu ditunjukkan di loket antrian. Hanya pengendara yang boleh masuk ke area pengujian. Jadi saya menunggu di kantor saja. Entah mengapa Dishub Jakarta suka Burung. Baik Pulogadung maupun Cilincing sama sama memelihara burung baris berbaris berkicauan.

Menurut yang menjalani proses ujian, mekanisme sebenarnya sama saja dengan Dishub Depok cuma alat lebih canggih. Antrian di Cilincing hanya ada 2. Kendaraan Kecil dan Kendaraan Besar. Tidak ada antrian bajaj dan bemo. Ini berbeda dengan PuloGadung.

Selesai ujian langsung buku dicap, ditandatangani dan dapat stiker untuk ditempel di mobil. Apakah masih ada calo di Jakarta ? Sepertinya. Cuma saya tidak paham juga fungsinya apa.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s