Tenang yang dibahas tentu saja asuransi murni bukan asuransi unitlink yang bagi sebagian orang jadi alasan merenggangkan hubungan pertemanan tapi bagi sebagian kecil orang, modal jualan asuransi unitlink berhasil memanjat, menutup jejak sejarahnya sedemikian rupa pulang ke Indonesia jadi.. motivator. Ehe. Ih nulis soal ini aja perlu menyindir sih, Vi? Em permisi, sudah baca linkedin saya? Ya jadi perkenalkan saya Vivi, entahlah pekerja lepas atau pedagang pokoknya saya ini Budget Pas-pasan Jiwa Sosialita. Kalau kaum mapan bersukacita dengan adanya SK II, saya dengan jiwa BPJS sibuk cari versi lokalnya SKII. Ketemulah Sandarajiwa dan Sensatia. *ini ceritanya kapan-kapan aja, soal gangguan psikologis aja belum ketulis-tulis*
Asuransi tanpa unitlink itu buat saya orang awam dengan keterbatasan waktu susah dicari tahu. Bagai mau order Vodka botolan di Depok tanpa melalui Tokopedia. Ingat pekerjaan saya untuk anak jaman sekarang disebut freelancer? tsah, kelihatannya mah keren padahal mah PALUGADA (apa lu minta gue ada). Buat pegawai mah gak mikir soal ini. Mereka tinggal nanya pas wawancara tahap akhir: benepitnya apa ya di sini? Halah benepit, benepit, bahasa keren untuk nanya selain gaji dapet apa untuk kompensasi dari 1/3 hidup gue serahkan dengan kerja, kerja, kerja.
Karena susahnya cari info asuransi tanpa unitlink sekalipun saya sudah intip fitur beli asuransi di Tokopedia, saya akhirnya memutuskan daftar BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan saja sebagai asuransi saja.
Pemikirannya sederhana. Kalau saya sampai mengalami keadaan darurat, orang yang menolong saya cukup ambil kartu BPJS Kesehatan dan bawa saya ke Rumah Sakit terdekat. Saya mendaftar online di website BPJS Kesehatan lalu perlu datang ke kantor BPJS Kesehatan terdekat. Setelah mendapat nomor virtual, diberitahu saya baru bisa bayar 2 minggu kemudian. Oke sip. Saya pun membayar ke atm terdekat dua minggu kemudian. ATM Mandiri. Selanjutnya saya bisa bayar antara transfer saja di rekening atau ke bayar di Tokopedia.
Memang kalau untuk kesehatan, orang sering merasa perlu menambah asuransi lainnya selain BPJS Kesehatan. Cuma ga ada yang bisa menuliskan runut pengalaman pribadi mereka. Kebanyakan di internet tulisan itu adalah hasil karya agen asuransi atau influencer. Namanya influencer ya. Ketahuan banget gaya tulisannya hasil setiran rilis media perusahaan pemesan. Koq tahu Vi? Em kan gue kenyang baca rupa-rupa rilis media lalu mantau berita tersebut tayang di mana saja.
Nah setelah dua minggu daftar BPJS Kesehatan, saya iseng daftar BPJS Ketenagakerjaan. Itu juga di jeda saya bingung bagaimana membuat promo berikutnya. Cukup mengunjungi websitenya lalu :
kemudian langkah berikutnya setelah semua terisi adalah sebagai berikut:
Saya akui tampilan BPJS Ketenagakerjaan lebih mudah dipahami daripada BPJS Kesehatan. Lebih millenials gitu lah (oh gosh this word is so over rated just like markobar). Kalau BPJS Kesehatan masih terjebak masa Yahoo berjaya gitu tampilannya.
Tentu saja umur sekarang baru urus kembali BPJS Ketenagakerjaan itu terlambat sekali. Oh ya saya sebenarnya sudah ada BPJS Ketenagakerjaan ketika namanya masih Jamsostek. Gue cairin dong buat bagian dari merintis usaha yang ujung-ujungnya bodong bernama Raja Pindah itu loch beib. Aslinya untuk memenuhi kebutuhan dana pensiun, saya perlu menambah dengan mulai membeli saham/ reksadana. Nah ini bagai membeli Pu Tau di Gading. Karena mesti inisiatif beli sendiri ga langsung dipotongin di rekening, seringan lupa. Ehe ehe. Tenang saja. Demi masa tua yang berdikari, saya akan memikirkan ke arah sana koq. Mikir itu kan udah sebuah langkah awal to. Melangkahnya itu yang kapan-kapan.
Oh ya kalau kalian cukup teliti sebenarnya ada 2 kebolongan asuransi saya ini kan? Yak urusan gigi dan urusan kacamata. Cara menguji kesabaran yang hakiki memang berobat gigi pakai BPJS Kesehatan. Saya tidak sesabar itu. Jadi saya memilih ke dokter Cyntiawati. Kalau kacamata, ca e lah harga segitu doang gue mah ga perlu ditanggung asuransi lah. Kang Rahmat Banana Optik bisa di-wa, kacamata lama yang digigit anjing kirim gosend, dibikinin lagi yang baru, kirim lagi gosend, bayar ditransfer.
Satu pemikiran pada “Asuransi bagi Freelancer BPJS”