Foundation ini adalah salah satu hasil dari ciri khas perilaku saya :
untuk apa perencanaan, jika bisa spontan?
Sebenarnya saya di satu masa adalah manusia yang terencana dan terjadwal, sampai saya wirausaha. Tahun 2020 ini menguji kemampuan wirausaha saya yang sebenarnya pas-pasan. Berawal dari sok pahlawan – butuh kesibukan mengisi kesepian – jadilah saya menjalani wirausaha sejak 2011. Sebuah jalan yang sempat bertahun-tahun saya sesali, saya sumpahi ingin saya sudahi sampai kemudian di satu titik:
Dari semua ketiadaan gue, apa ga bisa gue punya satu pencapaian sebelum mati hah? Mari kita buat ini menjadi sesuatu yang berhasil dan bisa dibanggakan!
Viviong yang sebenarnya ambisius – 2020
Nah sebagai seorang wirausahawan yang duitnya cuma bisa bikin saya liburan ke kota tetangga bukan negara tetangga, maka saya menggunakan prinsip yang sama ketika saya bertahun-tahun jadi guru: MENANG KALAH YANG PENTING PENAMPILAN.

Gambaran di atas kurang lebih tentang saya. Kepengennya sih nulis ngajar ga mikir duit bulanan atau kalau jadi pengusaha setidaknya tampilan ala sosialita, pada kenyataannya cerita saya cuma semata pedagang berusaha bertahan hidup dari hari ke hari dari tagihan ke tagihan. Mungkin itu sebabnya saya suka sekali drakor When The Cammelia Blooms.
Yup. Untuk orang-orang yang kenal baik dengan saya, sudah banyak yang kaget koq saya bisa-bisanya berakhir nonton drakor sampai jam 4 pagi. Helo gaesss, dulu 2004, alm bapak gue meninggal gue berakhir drakoran untuk menutupi keterpukulan gue, begitu juga sekarang dengan kondisi ga jelas penyakit di rahim, berusaha agar dagang survive, menurut ngana apa yang gue lakukan selain nangis dalam doa sendirian dan drakoran hah? hah? Situ kalau dicurhatin cuma bisa ngemeng ‘sabar sabar. bersyukur‘ diem aja deh ga usah ikut-ikut.
Untuk menghayati The Cammelia Blooms, maka penampilan perlulah disesuaikan dengan penghasilan. Saya gak mungkin mengandalkan foya-foya saya dari gaji R kan dia di-PHK. Nah ketika melihat foundation Pixy ini di IG story Mutiara Cosmetics, jiwa saya bergetar. #halah. Foundation Pixy ini semacam jawaban doa untuk mba sis mba sis pedagang kaya saya yang profitnya recehan tapi tetap ingin menjaga penampilan. Hasek.
Saya memang pemuja produk Pixy. Abis murah sik. Itu juga direferensikan oleh tukang rias saya waktu nikah dulu. Pilihan warna Pixy ini udah komplit sampai untuk kulit sawo matang jauh sebelum heboh beauty influencer meributkan keterwakilan warna kulit seluruh rakyat Indonesia dalam sebuah produk. Saya akui Pixy memang belum mengakomodir warna kulit yang lebih gelap dari saya. Kudu Make Over kayanya sih itu. Lanjut.
Selama ini saya berkeyakinan foundation itu adalah penyumbang kebangkrutan hakiki dalam belajar dandan paripurna. Bedak Two Way Cake memang cukup membuat dandan sehari-hari tapi kalau kegiatan yang dilaksanakan ada urusannya adalah ketemu dengan kenangan atau papasan dengan kesempatan, kayanya alas bedak alias foundation itu perlu. Ya kalau sebelum pandemi, foundation mah wajib kalau datang ke kawinan tapi dengan pandemi tidak terkendali kaya gini, kegiatan isi buku tamu-nyemplungin angpauw-makan gubukan-dan foto dengan penganten menjadi tidak sepadan dengan resiko penyebaran penyakitnya bukan? Kan.
Namun foundation ini pas untuk mba sis mba sis yang sudah lelah mengais rejeki tapi ingin menjadi primadona sekalipun cuma sebatas dandan-poto selfie-jadi display pic medsos. Siapa lagi sih yang mengapresiasi diri kita ini kalau ga diri sendiri?

Alas bedak Pixy ini hadir dengan kemasan resesi. Yoi cuma segini bok. Kan biasanya alas bedak itu dikemas di botol kaca gendud gendud kaya gue gini. Ini langsing mungil dengan model tutup pipet biar berasa netesin serum kali ye. Tips dari saya menghadapi produk Pixy adalah abaikan panjangnya nama produk. Heran deh gue. Pixy itu demen banget kasi nama panjang untuk sebuah produk yang sebenernya ga ada ngepeknya juga. Abaikan embel-embel whiteningnya. Kagak bakal jadi lebih bersinar koq muka kita pakai Pixy. Wajah kita itu hanya bisa bersinar kalau terima transferan 3x lipat dari yang biasa kita terima. Aji gile modal dempul bisa kita lebih bersinar terlindung dari kejamnya sinar ultra violet pulak. Haish. Gimmick marketing yang ga penting dah.
Namun bukan berarti produk Pixy itu jelek. Lah wong cuma Pixy yang selalu saya beli bolak balik. Resenya sih kudu dibeli daring untuk warna kulit saya karena Dandan Plus hanya menyediakan warna yang terang. Yah namanya orang dagang ya nyetok yang cepet muter aja sis. Itu mah udah hukum dagang paling dasar. Bersyukurlah ada pedagang besar jualan online yang mau menyediakan warna-warna tak lazim. Sekalipun bahagia kita, derita untuk pedagang kecil sebenernya. Karena pedagang besar di pasar daring sering banting harga sehingga untung tiap produk itu setipis panty liner. Ya pedagang kecil megap-megap kalau mau ikuti manuvernya pedagang besar. Loh koq jadi ngomongin soal dagang…
Kembali ke foundation Pixy. Bentuknya cair, ada aromanya tipis-tipis enak. Tidak ada efek clekit-clekit di kulit saya. Diratakan sekali udah nutup semua. Toh cuma dipakai di lapak untuk membalasi email & bayar suplier jam 1 pagi. Klaimnya yang nulis bisa bertahan 12 jam itu ga usah dipegang ya. Saya sudah cukup hepi kalau dia bisa bertahan baik selama 5 jam. Nah soal ketahanan saya belum ujikan. Nanti saya akan kabari lagi di tulisan ini dengan pakai foundation di kegiatan siang-siang. Itu adalah ujian yang sesungguhnya


Memang awal-awalnya saya agak grogi apakah warna yang saya pilih terlalu gelap, tapi ternyata menyatu koq dengan warna kulit saya. Hore! Dengan isi 17 ml dan harga Rp.53.500 setelah diskon, menurut saya foundation ini cocok untuk orang yang baru belajar dandan dan butuh murah tapi ga bikin muka berasa gosong (oksidasi). Saya mengalami koq masa di mana beli foundation murah untuk belajar dandan, berakhir mau nangis karena ternyata malah muka saya terlihat meleleh lah, teroksidasi lah.
Makanya di awal tulisan ini saya bilang, bahwa dalam belajar dandan pasti foundation yang akan menyita budget. Namun, dengan adanya foundation Pixy ini, terjawablah kerinduan mba sis yang ingin belajar dandan paripurna tanpa perlu keluar uang banyak. Memang isi cuma 17 ml (dibanding foundation CoverGirl, Lancome, & Makeover yang saya punya) tapi dengan kondisi di tengah pandemi dan ekonomi ancur-ancuran kaya gini, udah cukup lah bisa dandan paripurna berakhir cuma ngobrol bareng dengan handai taulan di Zoom kan? Kan. Ada lima pilhan warna. Untuk genk sawo matang, antara Golden Tan atau Rich Tan. Saya sih milih Rich Tan karena kalau di Pixy, saya selalu di warna tergelap.
Sampai saya menulis ini, baru 4 unit yang laku terjual di Shopee Mutiara Cosmetics. Biasalah ga ada selebhram yang ulas ya sepi peminat. Apalagi harganya semiring itu bikin orang mungkin ragu apakah produk ini bagus.
Satu pemikiran pada “Foundation Pixy untuk Rakyat Jelata Ingin Dandan Paripurna”