Aku Ingin Pulang ke Rumah

Kerinduanku untuk memiliki rumah telah berapa kali terucap melalui tulisan-tulisanku. Betapa aku menginginkan untuk bisa berada di sebuah bangunan yang mana aku bisa pakai kutang dan celana dalam berjalan seenaknya dari ruang tengah ke dapur ke jemuran tanpa ada yang protes.

Selama perjalanan untuk mewujudkan mimpi itu menjadi nyata, aku melangkah dengan iman bahwa aku akan punya rumah. Satu per satu barang yang ingin kuletakkan di dalam rumah itu sudah kusiapkan. Ada keramik kupu-kupu yang kubuat tahun 2008 di workshop F Widiyanto, ada benda pemberian ibu kost, tentu saja tak lupa pampasan perang dari rumah ibuku. Item Wish List tahun ini juga kebanyakan adalah benda-benda yang kuperlukan jika satu waktu nanti aku punya rumah. Bahkan sore ini dalam keadaan fisik yang begitu lemah aku masih melirik penjual lampion yang mangkal di Rumah Sakit Hewan Ragunan. Lumayan buat hiasan pas selametan rumah

Kapan mimpi itu terwujud? Aku tidak tahu tapi itu tidak menjadi penghalang buatku untuk tetap percaya mimpiku itu menjadi kenyataan. Kurang dalam dua bulan ini aku telah membeli BBQ Grill & wajan. Buat apa? Untuk mengadakan acara BBQ kecil-kecilan sebagai selametan rumah dengan orang-orang yang mendukungku untuk terus bermimpi. Aku tahu mereka kadang geli melihat tingkah lakuku, tapi diantara mereka ada ibuku yang sangat mengerti keinginanku untuk membuat sarangku sendiri lepas dari bayang-bayangnya.


Posted

in

by

Tags:

Comments

8 responses to “Aku Ingin Pulang ke Rumah”

  1. Vinna Caturinata Avatar

    when there's a will, there's a way 🙂

  2. vivi yuanita Avatar

    terimakasih buat dukungannya Vinn, g pas sakit ngerasa banget ga enaknya ga di rumah. Mau mandi air panas aja ga bisa

  3. neurotic freeloader Avatar

    sebagai sesama calon pemilik rumah, saya ucapkan "tetap semangaaat!"

  4. vivi yuanita Avatar

    tos tos *nanti kita berbagi cerita ya kalau sudah punya rumah*

  5. […] lanjut ke topik tulisan. Selama beberapa kali saya menulis soal pulang. Di sini, di sana, dan di situ. Lalu hari ini saya berada di kesimpulan final. Pulang itu adalah saya sendiri. Saya […]

  6. […] dari pegawai instansi lain. Untuk memudahkan saya menjalani hidup, saya berhenti berkhayal soal rumah impian, saya berhenti berkhayal soal mengambil S2 apalagi memperoleh beasiswa, saya memutuskan untuk […]

  7. […] dan menuliskannya di sini. Mimpi saya untuk melanjutkan S2, untuk memiliki bulan madu ataupun rumah dengan halaman luas biar saja digulung waktu. Saya sudah terbiasa bangun pagi dan menyadari bahwa saya hanya menjalani hidup untuk membayar […]

  8. […] merindukan rumah. Ada beberapa tulisan yang bernada sama tentang betapa saya selalu ingin pulang ke rumah. Namun seperti impian S2 dan liburan ke berbagai […]

Leave a Reply to Pulang Itu Orangnya | kisah guru Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *