Untuk kedua kalinya saya menjadi fasilitator Orientasi Belajar Mahasiswa Baru UI 2012 (OBM UI), alasan kembali berdiri di kelas di hadapan mahasiswa-mahasiswa tersebut tidak lain dan tidak bukan karena saya mencintai dunia mengajar. Ya memang harapannya saya menjadi fasilitator, membimbing mereka dalam arena diskusi, tapi memang saya harus akui, sulit untuk melibatkan mereka dalam situasi diskusi. Bukan mereka tidak mau, tapi karena mereka tidak terbiasa untuk berdiskusi. Pengetahuan dari bangku SMA tidak membuat mereka cukup kaya untuk analisis masalah. Bisa jadi penerapan berpikir kritis seperti dalam link ini tidak pernah menjadi makanan sehari-hari untuk mereka terapkan baik di rumah maupun di sekolah.
Oh well no problemo lah, buat saya justru keengganan mereka mengungkapkan pendapat mendorong saya untuk berkreativitas di depan kelas. Selain games, hari ketiga saya mulai memutarkan video yang bisa menginspirasi mereka untuk bisa lebih tajam memandang apa yang terjadi sekitar mereka. Video tersebut saya dapatkan dari TEDx dan Indonesia Berkebun yang tidaklah mengherankan jika mereka belum pernah menonton.

Saya juga mendorong mereka untuk nge-tweet bukannya malah cuma catat di buku supaya mereka bisa berbagi pengetahuan yang mereka dapatkan, sekaligus sebenarnya saya berbagi kepada mereka bahwa banyak informasi yang bisa didapatkan dari twitter bukan cuma sekedar untuk mengamati aktivitas orang lain. Saya salut kepada Daniel yang berkicau di twitter paling banyak tentang OBM dan bisa terlihat bahwa ia sungguh-sungguh menyerap apa yang sedang kami bahas di kelas.

Ya memang mereka belum terbiasa untuk live tweet ala @akademiberbagi tapi harapan saya, 2 hari pertemuan yang cuma beberapa jam masih akan tersisa di memori mereka sehingga mereka bisa tahu keputusan apa yang mereka akan ambil di hari-hari perkuliahan mereka 🙂

Lelah memang berdiri nyaris seharian di depan kelas dengan suara yang penuh tenaga (itupun ada yang sukses tertidur) tapi saya belum kapok untuk kembali jadi fasilitator OBM jika diberikan kesempatan 🙂 & kicauan dari Tama peserta Selasa -Jumat sungguh menyentuh hati saya nyaris terharu hehehe.

Tambahan : Hari Sabtu dari 27 murid di daftar absensi, hanya ada 15 anak yang datang. 6 orang anak memutuskan untuk memanfaatkan jatah absen dan pergi mengerjakan tugas mereka. Saya salut dengan 9 orang yang bertahan, lebih salut lagi kepada Hafiz yang akan tetap mengikuti seluruh rangkaian kegiatan orientasi mahasiswa. Saya sudah menjelaskan aplikasi penerapan apa yang penting dan mana yang tidak penting, tapi tentunya hak mereka untuk memilih dan memilah tanpa paksaan. Oh ya, yang mengejutkan Sabtu siang ini rekor terpecahkan : akhirnya dalam bisnis kapal ada perusahaan yang bisa mendapat untung. Hmm ternyata kelas kecil sungguh-sungguh efektif untuk berkreasi.

Saya menyayangkan satu hal : tidak berkoordinasinya antar panitia sehingga rangkaian acara yang padat membuat mahasiswa baru ini tertatih-tatih mengikuti seluruh kegiatan. Saya bisa melihat mereka terkantuk-kantuk di kelas (sayangnya dalang memiliki banyak jurus untuk membuat kegiatan menarik) karena baru tidur dini hari. Jika alasannya adalah memberikan gambaran seperti apa dunia perkuliahan, saya rasa gambaran yg disajikan saat ini dengan OBM-OKK-PSAF menjadi terlalu berlebihan. 1 hal lagi saya miris melihat panitia menyuruh mahasiswa baru membuat berbagai atribut tanpa terpikir untuk Go Green. Berkubik-kubik kertas digunakan akhirnya hanya akan dilempar ke tong sampah. Sebuah tradisi yang dilaksanakan selama puluhan tahun sementara bumi ini kian merana karena hutan semakin rusak. Ternyata, berpikir kritis tidak terpakai lagi begitu mahasiswa-mahasiswa tersebut duduk sebagai panitia penyambutan mahasiswa baru.. sedih.. pilu
wah, ternyata mbak vivi blogger juga toh.. ada caption twitter saya di twitter.. yeah!