Saya sudah ingin mengunjungi daerah Cina Benteng ini sejak saya kuliah. Berarti saya menunggu 13 tahun untuk akhirnya melihat apa yang saya rindukan. Selain karena tidak ada kawan, jarak tempuh membuat saya ragu untuk pergi ke sana. Akhirnya keinginan saya terwujud ketika @Havenuwa berkicau di Twitter soal perjalanan ke tempat ini. Saya pun mengubah rencana akhir pekan bersama teman saya dari Kota Tua Jakarta ke CIna Benteng Tangerang. Berkumpul di Plasa Semanggi jam 7 pagi, kami kemudian meluncur ke Pusat Laksa Tangerang yang dekat dengan penjara wanita Tangerang. 2005 tempat ini gersang dan sepi. Sekarang sudah rindang dan tidak seseram ketika saya berkunjung ke penjara untuk tugas kuliah. Inilah pertama kali saya mengecap laksa dan saya langsung sukaaaaa
Setelah sarapan laksa kami pun melanjutkan menyusuri jalan menuju daerah Pasar Lama. Pinggir sungai Cisadane sudah ditata apik dengan bangku permanen dan pohon rindang untuk membuat nyaman pengunjung. Selalu ada kisah perih dari sebuah tata kota yang nyaman. Korban penggusuran berteriak dan tidak ada penyelesaian yang sama-sama enak.
Tiba di Pasar Lama yang sangat ramai mengingatkan saya dengan Petak Sembilan di Sabtu Pagi. Riuh, padat, seru! Tentu saja karena bisa celingukan melihat berbagai jajan pasar. Beberapa kali kami berhenti untuk makan kue jajan pasar, mengunyah otak-otak, membeli sate babi (cuma Santi dan saya sih xixi), menghirup kopi yang baru saja digiling, dan makan es duren di pinggir kali CIsadane. *itu perut apa ember sik sih smua masuk*
Heritage Museum, Klenteng, Rumah Burung, rumah – rumah tua, dan masjid di Kalisari seakan bercerita tentang haru biru manis pahit kisah orang-orang Cina (terserah lah ya gw ga tertarik ngikutin pemerintah dan netizen yang menggunakan Tiongkok ataupun Chinese) di Benteng, Tangerang. Dari tim pemandu wisata Heritage Museum (Pak Hendra dan siapa ya nama Kokonya >.<) mengalir cerita tentang burung walet yang sempat ramai di daerah ini, tentang sampan sebagai sarana transportasi utama Bogor – Tangerang, opium, pabrik kecap, kamera, vinyl dan masih banyak lagi dari masa lalu. Tangerang yang modern tidak akan pernah lelah mengejar jaman tapi menemukan orang – orang seperti tim @Havenuwa dan Heritage Museum yang dengan teliti mengumpulkan kepingan masa lalu membuat saya bisa ikut menikmati dan memahami sebuah kisah dari orang-orang yang berjuang di kota Tangerang
wat? sampe nunggu 13 tahun? =)))
yah begitulah kurang lebihnya *curhatt*
halo kak,
rumah burung kalisari itu di daerah mananya tangerang? hehehe
terima kasih infonya 😀
https://goo.gl/maps/bChXNL58KXz
itu koordinat jalan besarnya. nanti rumah itu di pinggir jalan tapi menghadap ke gang yang kl gang ini dimasukin tembus ke klenteng