Malam ini seperti pertemuan-pertemuan kami biasanya, kami mendiskusikan sesuatu yaitu tentang visi, misi, dan sejumput ambisi. Mungkin alasan utama saya mau menikah dan betah ya karena diskusi dengan suami yang memberi gizi otak saya ini.
Pembicaraan tidak terstruktur tapi cerdas itu berujung ke pernyataan standar :
Gue ga pernah dapat sesuatu dengan mudah sepanjang gue hidup. Kebetulan lu kawin ama gue jadi keikut juga apesnya hahaha. Satu-satunya yang kita dapat dengan mudah adalah pelajaran dari Tuhan
Yoi pernyataan ajaib demotivasi itu baru saja saya dapatkan tadi ketika makan sate kambing Madura di Asmawi. Menilik ke belakang ketika saya memutuskan menerima Ramot masuk dalam hidup (& kemudian mengacak-acak rencana hidup damai saya), saya memperoleh pelajaran hidup secara padat dan cepat seperti mahasiswa ambil semester pendek. Saya yang tadinya hanya menjalani kehidupan sebagai guru, per 2011 memperoleh pelajaran berturut-turut :
- HUKUM : dari investasi franchise Raja Pindah adalah cekeprek, menyusun kontrak kerja karyawan, buku perusahaan, BPJS dan sebagainya
- SALES : Saya belajar dari membuat penawaran harga, menerima penolakan dsb
- MARKETING : Dari nyebar brosur di Masjid Kubah Mas diabaikan orang ketika masih urus Raja Pindah sampai strategi promo bayar pakai CC di Rumah Steril
- DIGITAL CONTENT STRATEGY : Bayangkan membuat konsep untuk menawarkan sesuatu dengan pendekatan halus dituang dalam karya entah itu tulisan atau video lalu mengukur keberhasilannya. Nah itu saya kerjakan hari per hari hahaa. Dari JasaPindahRumah sampai Rumah Steril.
- Interpersonal : Saya tetap saja orang yang sebenarnya penyendiri tapi saya bisa mengubah diri saya 165° ketika itu urusannya dengan klien.
Mungkin masih banyak lagi, mungkin cuma itu saja tapi setidaknya per 2012 saya memutuskan jadi pekerja lepas demi mendampingi Ramot wiraswasta, saya merasa pelajaran tersebut seperti benar-benar Tuhan buat saya kebut memahami, lulus, dan benar-benar menjadi rhema di dalam hidup
Saya jadi teringat ketika awal bekerja, saya memilih untuk tetap bekerja di sekolah dengan alasan waktu kerja yang santai dan kerja yang mudah sambil berharap ada yang mendekati dan melamar lalu jadi ibu rumah tangga. Saya ingat betul saya sebenarnya ingin melamar kerja di sebuah biro pelatihan yang isinya anak-anak lulusan Psikologi. Saya urung melakukan niat itu dengan alasan sederhana ‘males ah pulang malem‘.
Begitu saya membiarkan Tuhan seluas-luasnya membentuk, saya lihat sendiri bagaimana saya hampir setiap hari sejak 2012 bekerja sampai larut malam dan ikhlas nyaris tanpa liburan. Saya tentu saja di awal-awal marah kepada Tuhan karena merasa harusnya Ramot saja yang belajar ini semua karena toh yang mau wirausaha adalah Ramot. Namun sekarang saya paham Tuhan mau mengajarkan kepada saya bahwa Dia melihat potensi saya jauh lebih besar daripada pekerjaan yang saya pikir saya nyaman karena sekarang saya tahu saya menikmati kehidupan di tengah sesi pelajaran dari Tuhan. Saya melihat diri saya sendiri sebagai pribadi yang lebih ramah, selalu semangat cuma lebih gembrot.
Ini sekaligus membuat saya bisa berempati kepada banyak perempuan di luar sana yang bekerja sebatas sambi menunggu jodoh dan berharap berhenti dari kejemuan bekerja ketika menikah. Saya paham bahwa mereka melihat itulah zona nyaman. Mereka pikir itulah panggilan Tuhan dalam hidup mereka. Padahal bisa jadi itu hanyalah batas yang mereka pasang karena mereka terlalu enggan mencari tahu apa yang Tuhan mau sebenarnya mereka kerjakan.
Tentu saya merasa prihatin ala ala Pak SBY bahwa perempuan memilih untuk menjalani hidup apa adanya dan merasa tak berdaya. Namun saya juga tidak bisa melakukan apa-apa untuk mengubah pola pikir orang karena anda sendiri yang bisa mel pola pikir sempit yang selama ini anda pelihara.
Sampai saat ini saya mungkin belum jadi figur idola yang bisa anda jadikan panutan. Anda mungkin cuma sebatas iri mengapa saya dengan ringan tektokan sama Tuhan. Oh ya untuk yang ingin tahu bagaimana bisa saya bisa cepat konek. Ini juga lama prosesnya. Dari SMP saya memang minta lebih bijaksana dari Salomo. Sepanjang itu nilai rapor ala kadarnya, mulut ga ada saringannya. Namun saya minta terus SMA-Kuliah. Baru pelan-pelan saya menyadari saya mulai peka ketika alm bapak meninggal. Lalu 2009 ketika saya kembali lagi bertemu dengan Ramot dari USA. Tanpa saya sadari semua tektokan dengan Tuhan itu menjadi lebih cepat dan baru 2018 ini mungkin saya gamblang menulis di blog. Akhirnya saya tahu hikmat yang Tuhan kasi ke saya cuma tentang saya dan orang-orang terdekat bukan solusi cepat kaya dengan jadi pembaca kartu masa depan
Lanjut soal pekerjaan, orang-orang sering berpikir bahwa mempersiapkan diri di akhir jaman/ sebelum Tuhan datang kembali adalah dengan sebaik-baiknya hidup kudus, hidup jalani biasa saja sambil sesekali liburan agar terlihat bahagia. Mereka pikir di akhir zaman nanti hidup soal kuat berdoa dan teguh beriman (hmm koq kaya moto Jakarta ya)
Padahal saya menangkapnya bukan begitu rencana Tuhan. Dia mau semua orang mengetahui apa rencana Tuhan sebenarnya di dalam hidup mereka sehingga ketika akhir zaman, orang-orang ini saling kolaborasi. Bukan cuma menguatkan satu sama lain melalui doa saja tapi bersinergi menuangkan keterampilan yang sudah diasah selama ini, plus dengan hikmat dan daya tahan yang mana kedua hal ini akan muncul secara berlimpah ketika melakukan apa yang Tuhan rencanakan dalam hidup kita.
The show must go on pic.twitter.com/sW6cVASFXb
— 9GAG (@9GAG) January 20, 2018
Saya kasitahu ya. Butuh lima tahun untuk saya pelan-pelan berubah dari marah-marah kepada Tuhan (seperti video di atas) menjadi bersyukur untuk semua pelajaran yang Tuhan ingin sampaikan melalui beragam pekerjaan lepas yang saya jalani dari 2012. Kalaupun anda memilih untuk bekerja sekedar mengisi hidup dan selusin alasan pembenaran di zona nyaman, lalu baru mencoba sebentar sudah begah, ya saya tidak bisa mengatur isi kepala anda. Yang jelas bahwa di masa sulit nanti kita bukan tim yang akan saling menguatkan dan kolaborasi 😉

Satu pemikiran pada “Tidak Ada yang Mudah Kecuali Pelajaran”