10 Tahun Wirausaha

Apa yang saya tuliskan di bawah ini hanyalah sekadar berbagi cerita. Pikir 376x jika ingin meniru karena perjalanan ini diisi dengan kombinasi mengasihani diri sendiri dan mensyukuri hari ke hari.

Selalu Ada Jaring Pengaman

Sebelum panjang lebar cerita, 10 tahun kisah berwirausaha ini bisa dijalani karena ada jaring pengaman berupa penghasilan partner. Jadi pastikan jika ingin gelar lapak, temukan jaringan pengamanmu. Ingat rumus krisis moneter ’98: IMF. Istri-Mertua- Family

Berawal dari Sok Jadi Pahlawan

2011 saya setuju mengambil waralaba pindahan agar partner saya bisa merintis usaha. Saya, 27 tahun, dengan lugunya berpikir bahwa mengambil waralaba akan memudahkan jalan hidup partner yang ingin berwirausaha. Namun saya baru paham usaha dijalani sendiri itu sulit. Jadi saya akhirnya ikut turun membantu.

Waralaba Bagai Dijerat Laba-laba

Seperti kebanyakan orang yang mengambil waralaba, saya berakhir buntung daripada untung. Keluar uang sewa ruangan di Margonda dan bertahan dengan panas yang pengap tidak menghasilkan apa-apa. Bagaimana nasib perusahaan yang menawarkan waralaba? Masih berdiri mapan sepertinya.

Uang Bukan yang Utama

Setelah mengambil waralaba pindahan yang membuat uang yang dicita-citakan bisa membeli rumah tipe 36 di pinggiran Depok menguap, saya belajar bahwa saya selalu bisa bangkit lagi mencoba memulai sebuah usaha baru dengan dana terbatas. Usaha yang saya buat:

  • Bersama partner dan teman membuat JAKARTA PRO MOVERS (2011-2016).
  • Bersama partner, teman sekolah minggu dan teman kenal di Facebook membuat Rumah Steril (2014- sekarang).
  • Disusul Sahabat Pet yang dirintis berdua bersama Bu Yati (2017- sekarang).

Di tiga usaha itu ada kegagalan -kegagalan kecil terjadi ketika kami mencoba sebuah ide bisnis baru tapi bisa ditolerir lah sedihnya tidak seperti membeli waralaba RAJA itu.

Jakarta Pro Movers

DAGANG Ga Usah Ngayal Punya Rumah

Untuk bagian ini saya ingin cerita dari kacamata saya. Di awal kan saya membuat usaha dengan uang untuk DP rumah. Ketika uangnya ambles buat waralaba itu, saya ngoyo sekali di Jakarta Pro Movers supaya berhasil agar bisa mengumpulkan uang untuk beli rumah. Terkumpul tidak? Tentu tidak. 2011-2014 adalah tahun-tahun saya mengasihani diri hidup berpindah dari ruko panas ke kios yang suka kebanjiran kalau got tidak seksama dibersihkan. Seharusnya 2014 saya mulai konsultasi ke psikiater saja. Namun di masa itu saya belum paham bahwa saya sudah menunjukkan gejala Dysthimia.

Balik ke soal memiliki rumah. Baru beberapa tahun ini saya ikhlas kalau saya sampai Tuhan panggil akan jadi kontraktor. Toh akan ada rumahku di surga nanti #menghiburDiriRohaniah

Awal Usaha Ya Kudu 2 Kerjaan

Ujug-ujug keluar dari pekerjaan dan berharap dagang akhirnya berhasil menghidupi diri sih ga terjadi di saya ya. Ketika mengurus pindahan, kami survey motoran ke Kota Wisata langsung buru-buru mengajar. Juga sempat mengambil pekerjaan sebagai mystery shopper di sebuah perusahaan riset marketing. Mengajar, mensurvei, menjadi admin. Di masa depan pengalaman kerja itu memperluas wawasan saya.

2012-2014 saya mengajar. 2014-2016 saya bekerja sebagai media monitoring di PR agency. 2014 saya sudah kerja dari rumah.

Di tahun 2021 ini pun saya masih beberapa kali menerima tawaran jadi asisten trainer Agile Campus. Padahal saya berhak menyandang jabatan Founder/ CEO ala ala nak Linkedin to. Ya gimana lagi. Jadi asisten trainer membuat saya bisa melihat kota-kota lain di Indonesia (baca: liburan singkat), bekerja, sambil bisa membayar tagihan klinik untuk kucing saya.

Obat Terpuruk Ya Coba Reseller

Namun masuk 2017 masa bekerja sambil menjalankan usaha usai. Usaha pindahan saya tutup dihantam GoBox. Kontrak saya sebagai admin gak diperpanjang. Saya terpukul sekali karena ketika itu saya terlanjur ambil cicilan motor bekas. Balik ke poin di atas soal jaring pengaman. Motor dan pickup pindahan yang dibeli dilanjutkan cicilan oleh partner.

Ketika itu, satu-satunya kegiatan cuma Rumah Steril yang mana ya belum seaktif sekarang. (2016 seinget saya Rumah Steril masih dua minggu sekali di 1 lokasi, sementara 2021 ada beberapa lokasi dan kadang berbarengan). Saya merasa perlu mengisi waktu karena sebenarnya kondisi mental saya tidak lebih baik daripada 2014.

Jadilah Januari 2017 saya mencoba jualan daring. Awalnya cuma reseller. Sampai saya merasa njual produk orang itu keuntungannya cuma setipis panty liner karena semua pedagang besar di Tokopedia berlomba-lomba banting harga. Saya buka Toped, Bukalapak lalu Shopee. Bukalapak sudah lama jadi kuburan bersama Blibli dan Bhinneka.

VISI VIVI APA?

Setelah saya kena tagihan Rp.20 juta dan saya kebingungan kudu bayar dari mana padahal saya merasa gak pakai uangnya, saya langsung kembali menata diri. Di sini partner mulai turun membantu. Sahabat Pet mulai ada P.O.S. lalu saya ngutang ke partner untuk membayar tagihan. Tahu gak kapan utang 20 juta ke partner itu akhirnya lunas? 2021. Yoi selama itu.

Saya kemudian belajar merumuskan kepengennya Sahabat Pet seperti apa? Akhirnya saya membulatkan tekad Sahabat Pet fokus menyediakan barang tepat guna untuk orang yang baru adopsi kucing/ anjing jalanan. Jadi saya mengkurasi sendiri produk yang menurut saya perlu lalu menjualnya. Awal-awal mah sepi ya. Edukasi bolak balik di Instagram orang ga waro. Baru 2020 ini lah orang mulai yakin dengan produk-produk tersebut.

Pengembangan Produk Demi Periuk

2017 dengan Sahabat Pet membuat beberapa produk yang kami percaya uwuwu banget: puding buat kucing dan anjing. Lalu muncul produk-produk lain yang dibuat oleh vet dan kami percaya diri untuk menjualnya setelah mencoba sendiri. 2018 suami mulai bergabung penuh dengan Sahabat dan mengembangkan Sabun Tanah. 2020 suami membuat Sampo Apik. Gitu lah. Mengalami penolakan ketika awal-awal mempromosikan dari petshop ke petshop mah seperti melihat orang membuang brosur Raja Pindah ketika saya membagikan di Pesona Juanda. Sampai sekarang produk kami tidak banyak ada di petshop-petshop. Ga masyalah. Toh kami juga lagi kewalahan melayani orderan online di toko kami.

Oh bukan cuma produk yang kami kembangkan. Sistem pendaftaran, sistem pencatatan, sistem penggajian. Semua sudah tinggal input dan sistematis sehingga lebih cepat dan mengurangi resiko kesalahan oleh manusia. Teknologi yang digunakan masih mengandalkan yang gratisan tapi kami juga tidak lambat bergerak hanya dengan tetap menggunakan metode lama.

Siap Bubar

Membuat usaha melatih saya untuk selalu siap berpisah. Saya menangis ketika Jakarta Pro Movers, sebuah usaha pindahan yang saya buat bersama 2 orang sebagai kejengkelan terhadap Raja Pindah, akhirnya harus berakhir. Pamitan kepada seluruh tim rasanya sakit sekali. Saya gak tahu apakah sesakit putus karena saya gak pernah putus pacaran…

Begitu mobil pickup lunas dan usaha pindahan toh sudah tutup lapak, saya perlu menjual Si Putih dan mengganti dengan mobil KIA 2005 supaya bisa jadi taksi kucing. Itu juga sedih rasanya berpisah dengan Si Putih. Yoi lepel chief tapi kendaraan mah ga portuner. Namun saya sayang sekali sama Si Kia Hitam. Dikomentarin kaya apapun dia dengan setia mengirim ke tiga cabang toko Sahabat Pet. Yoiii Sahabat Pet tuh ada di Depok, BSD, Cilincing. Terlihat moncer kan? Jangan salah Sahabat Pet nyaris tutup loh.

Awal pandemi 2020 saya sudah mempersiapkan pegawai Sahabat Pet untuk siap mencari pekerjaan baru sangking tiada pemasukan. Orderan terjun bebas karena orang panik Covid-19. Namun, manusia berencana, Tuhan bercanda. Tepat sebelum saya bagi THR dan gaji terakhir, orderan ramai sehingga gak jadi tutup lapak gaes. Orderan ramai tersebut datang dari produk yang kami riset pembuatannya sebelum pandemi berakhir laris manis. Koq bisa? Ya anggap saja campur tangan Tuhan yang mendengar doa karyawan saya yang ga mau DI-PHK.

Kesimpulan

Awal-awal dagang, saya kebanyakan drama pengen balik kerja jadi guru saja. Tidak perlu dimaki klien pindahan. Tidak perlu deg-degan menghadapi sepi orderan plus tidak perlu kudu dobel kerjaan. Per 2018 saya sudah membulatkan tekad saya tidak akan lagi menengok ke masa lalu. Saya fokus untuk maju bersama karyawan yang ketika itu sudah 3 orang. Saya yang bertahun-tahun tidak digaji oleh hasil usaha saya, dua tahun ini digaji + dapat THR + dibayari BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan

Liburan? Sampai saat ini biaya liburan apalagi ke luar negeri sih masih harus dari dana partner haha. Bagaimaha usaha saya? Sekadar piknik sehari bersama karyawan bisalah 1x (kami piknik akhir 2019 dan 2020 kami semua tidak ada yang kemana-mana).

Akhir kata, saya bersyukur melalui wirausaha ini saya justru banyak belajar dari orang-orang kecil dan dari hari ke hari saya belajar mengimani bahwa orang-orang yang bekerja bersama saya dipeliharakan Tuhan.

Satu pemikiran pada “10 Tahun Wirausaha

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s