28 38 48

Karena nonton drakor WWW, saya jadi terhenyak atas dua hal : unyu juga punya pasangan brondong dan hidup soal menilai apakah prinsip hidup yang dipegang masih cukup relevan dalam keseharian.

Naik kreta brondong, cute cute cute!

28

Usia 28 tahun terjadi 10 tahun yang lalu. Saya agak gamang dengan religiusitas (saya keluar dari gereja yang mengindoktrinasi saya sedemikian rupa bagai pakai kacamata kuda), saya melakukan hal-hal yang tidak pernah saya sanggup pikirkan sebelumnya (mendadak mengambil keputusan menikah, keluar dari pekerjaan sebagai guru, terjun ke dunia usaha). Banyaklah kenekatan yang saya buat di akhir usia 20 an sehingga sekarang saya selalu mengingatkan para kaum 20an:

Semua keputusan besar yang kamu buat sebelum usiamu 28 tahun, pasti akan kamu anggap keputusan terbodoh begitu kamu 30an

Viviong 2021

Sekalipun saya mengambil banyak langkah ekstrem di usia tersebut, saya berpikir bahwa 10 tahun kemudian saya masih menganut nilai-nilai yang ditanamkan selama 20 tahun pertama hidup saya. Saya membayangkan:

Sama seperti tokoh utama di drakor ini, ketika saya berumur 28, saya membayangkan bahwa di umur 38 saya memiliki hidup stabil dengan anak. Pada kenyataannya, di usia 38, hidup saya dinamis tanpa anak. Gambaran ideal saya di usia 28, tentang bagaimana saya seharusnya menjalani hidup di usia 38 tidak terjadi dan sekaligus saya ternyata tidak tertarik lagi dengan ide saya 10 th yang lalu. Contoh gambaran ideal di usia 28 yang akhirnya saya anggap sudah usang ya soal anak, soal seksualitas, dan soal pencapaian.

38

Ternyata sepanjang tahun, saya selalu belajar hal baru sehingga di kepala saya terjadi bongkar pasang penilaian saya akan hidup. Di usia 28 tahun, saya merasa kemampuan saya hanya mengajar. Berulang kali ingin berhenti jadi wirausaha dan kembali saja ke ruang kelas. Di usia 28, ada barisan orang yang saya salahkan atas nasib yang saya alami dan saya selalu mencari celah untuk menyakiti orang-orang tersebut dengan perilaku saya.

Sekarang di usia 38, saya masih suka mengajar sekalipun kesempatan di ruang kelas paling 3x setahun, tapi saya tidak memungkiri saya punya talenta lain dari marketing, mengelola SDM sampai mengembangkan usaha sehingga saya merasa hidup saya lebih memaksimalkan potensi dibanding 10 tahun yang lalu. Sehingga secara umum saya lebih bahagia dibanding saya 28 tahun. Mungkin sedikit ganjalan saya saat ini adalah soal berat badan haha.

Tidak ada penyesalan atas hal-hal yang sudah saya buat selama saya berusia 38 th padahal ya bisa saja memulai kebiasaan saya mengasihani diri sendiri dengan membandingkan diri kepada orang lain: wah enak ya dia terlihat harmonis dengan suami dan keluarga, wah menarik ya dia bisa punya rumah, mobil dan jalan. Namun sayangnya karena pengaruh sesi konseling, saya sudah berhenti mengasihani diri sendiri. Sekarang saya membandingkan hidup saya dengan diri saya yang dulu. Saya sekarang jauh lebih bisa memahami terlebih dahulu sebelum menghakimi, saya lebih teratur mengelola toko online, saya jauh lebih tidak meledak-ledak. Cukup sudah. Secara umum saya bersyukur atas semua yang ada.

48

Balik ke drakor Search WWW, si tokoh utama mendapatkan bocoran dari bosnya bahwa ketika usia 48, realita bisa menjadi lebih tidak nyaman daripada usia 28 atau 38, tapi dari pernyataan bos, saya sadar ingin menyanggah, bahwa tidak perlu menunggu 48 th, saya selalu mempunyai barisan-sakit-hati, orang-orang yang tidak suka kepada saya dengan alasan beragam.

Sekalipun setiap kali tidur, saya selalu merasa bersyukur bahwa saya telah optimal berkarya sebagai manusia hari ini, saya tahu dan sadar betul ada orang-orang di bumi yang masih menaruh dendam (atau ganjalan?) kepada saya. Kepengennya sih ala ala drakor, seorang pria mapan tampan yang masih tidak bisa melupakan saya, sayangnya realita berkata berbeda. Orang-orang yang menganggap saya brengsek ya memang adalah orang-orang yang sudah tidak sejalan lagi dengan saya sehingga perpisahan (atau kalau mau disebut perang dingin) tak bisa dihindari terjadi. Saya tidak bisa mengatur emosi negatif yang mereka rasakan kepada saya dan saya juga berhak melanjutkan hidup tanpa perlu menoleh ke belakang

Akhir kata

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s