Saya Membuat Karyawan Keluar

Kalau di X mungkin banyak yang cerita mengapa mereka keluar dari pekerjaan lengkap dengan menceritakan bagaimana kelakuan bosnya. Biasanya khalayak menyambut antusias tanpa perlu mencari tahu dari sudut pandang si bos nya. Lah wong bos nya gak punya Twitter ehe ehe ehe.

Mari kali ini cerita dari saya yang membuat 4 orang tim kerja keluar di 2024 ini. Saya tahu kebanyakan orang yang memiliki posisi tertinggi dalam sebuah usaha akan memilih diam – diam saja kalau beberapa karyawannya keluar. Pokoke penyakit orang di posisi atas tuh merasa kudu terlihat sempurna, gak ada cacat cela, ga ada usahanya nyungsep pokoke growth, growth, growth.

Namun saya menceritakan ini untuk menunjukkan saya ada kekurangan dan selalu ada cerita jelek di luar sana tentang saya. Orang-orang yang percaya, gak akan mau cari tahu dari sisi saya, orang-orang yang menyangsikan memilih pura-pura tidak tahu rumor tersebut. Saya sendiri? Sudah tidak peduli ki sanak. Kan saya berprinsip:

Dan dalam hal berapa banyak kisah yang menjadikan saya tokoh antagonisnya, ya memang mungkin gilanya saya di situ ki sanak.

Baiklah ini cerita saya:

Awal 2024 saya menerima kenyataan bahwa usaha yang saya rintis tidak seindah yang saya harapkan. Entah efek tahun pemilu (saya mengalami usaha sepi-sepinya juga di 2014 dan 2019), entah perlambatan ekonomi paska pandemi, entah apa lah pokoke macet cet cet. Pakai acara reseller menghilang begitu terima barang lagi. Mbut j*mb#t.

Saya menerima kenyataan tersebut 01 Januari. Ketika orang lain masih kriyep-kriyep bangun siang paska menyambut Tahun Baru, saya membaca laporan dalam bentuk angka-angka. Sudahlah saya sedih karena gak begitu pintar urusan keuangan, sedih pula ditambah karena saya tidak siap dengan kenyataan yang ada. Salah 1 dampaknya ya pegawai yang tidak bisa dipertahankan kudu dilepas. Ada dua kategorinya:

Tidak Memenuhi Penilaian Indikator Kinerja Utama

Alias bekerja tidak sesuai tupoksi alias tidak perform. Masalahnya saya aslinya orang yang tidak suka memberhentikan orang. Saya itu selalu ingin situasi damai sentosa bahagia tapi kalau situasinya berkata berbeda mau bagaimana?

Namanya usaha mikro, tadinya tim kerja ya kerja saja gak mikiri Indikator Kinerja Utama alias Key Performance Indicator. Please deh usaha mikro saja koq ala ala perusahaan multi nasional mapan paripurna. Namun keresahan muncul di kalangan tim kerja. Ada yang bilang si A dan B tidak bekerja dengan baik, lalu si A dan B merasa bahwa masalahnya adalah tim kerja. Cuma Taylor Swift yang bilang:

Nah bagaimana mengukur opini? Ya buat indikator lah. Kalau mau menggunakan istilah kebarat-baratan ala K.P.I belum tentu tim kerja paham dan bisa jadi pengucapan saya cuma jadi bulan-bulanan kan saya :

Mau pakai istilah tupoksi koq berasa pegawai negri. Nanti dikit-dikit pegawai saya ngomongnya jadi :

Ketika indikator kinerja utama ini sukses dibikin bersama tim, saya merasa sudah di atas awan berasa sudah lulus S2 Managemen SDM sambil menerima kenyataan, apa yang disusun ini membuat karyawan ya ada yang tereliminasi.

Saya demam seminggu sebelum memberikan hasil penilaian tersebut. Tentu orang lain hanya melihat saya sebagai mahluk berdarah dingin (reptil kalee) padahal sudah dari 1 Januari saya sering mengambil napas panjang sangking sesaknya realita yang saya hadapi. 

Tidak Ada Uangnya

Kalau kategori yang kedua ini adalah mengenai bahwa uang untuk menggaji tidak ada. Pilihannya tidak lanjut atau penyesuaian pendapatan. Tentu saja pilihan pasti ya yang tidak lanjut. Memang akhirnya membuat saya tambah sibuk karena beberapa pekerjaan dilimpahkan kepada saya seperti bebersih rumah. Ah elah Vi, semua pemilik usaha mikro mah pada bebersih rumah sendiri sambil tetep gelar lapak, situ aja ah yang manja. Ho oh, iyain aja ho oh biar cepet.

Begitulah cerita saya berpisah dengan tim kerja. Sedih pastinya tapi kembali mengingatkan kepada pedoman hidup saya sendiri: Tidak ada yang abadi di bumi ini.

Orang datang & pergi, yang kita bisa atur cuma ekspektasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *