Ini cerita tujuan wisata pertama dari rangkaian #FamTripJateng hasil kolaborasi blogger kece dengan @VisitJawaTengah hehe. Trip kali ini untuk menelusuri Pantura Barat. Bingung kan Pantura Barat itu mana saja ? Ya, tujuan wisata Jawa Tengah saat ini memang masih terbatas Semarang dan Karimun Jawa. Padahal banyak kota yang memiliki tujuan wisata menarik. Saat ini yang dibahas Kendal, Tegal, Pekalongan. Setelah naik kereta Tawang Jaya jam 11 malam dari Senen, akhirnya tiba di Semarang tepat waktu. Koq ya pas dengan hari Kartini ya ? Pagi ini secepat kilat berjalan ke Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Semarang di Jalan Pemuda. Lumayan pemanasan kaki. Setelah sambutan singkat dari Kepala Dinas bidang Pemasaran Jawa Tengah, bis pun meluncur menuju kota Kendal.
Oh ya bis yang digunakan adalah Golden Trans dengan pengemudi Pak Giyono dan Dana. Sementara pemandu wisata kami adalah Mbak Atrik dari Asosiasi Pemandu Wisata Indonesia. Bis pun meluncur ke kota Kendal. Nama kota Kendal berasal dari bahasa Arab Kondali yang artinya penerangan. Curug Sewu yang menjadi tujuan pertama wisata kali ini berada di Kecamatan Patean yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Temanggung. Sebenarnya di Kendal juga ada tujuan wisata lain seperti Pantai Cahaya dan Sendang Sikucing. Cuma sebaiknya tidak perlu menonton atraksi lumba-lumba ya. Sudah tahu kan bahwa atraksi lumba-lumba sebenarnya menyiksa lumba-lumba itu sendiri 😉
Kembali ke Curug Sewu. Untuk menuju lokasi memakan waktu satu jam lebih. Papan petunjuk sangat jelas koq. Curug Sewu adalah air terjun dengan tiga tingkat yang masing – masing memiliki ketinggian 45, 20, dan 15 meter. Untuk mandi-mandi di Curug Sewu perlu waktu lagi untuk berjalan sehingga perlu waktu seharian jika ingin menikmati Curug Sewu. Disediakan juga bangunan untuk beristirahat. Sayang kesadaran orang Indonesia akan kebersihan masih kurang sehingga terlihat banyak sampah. Ternyata di jalan menuju Curug Sewu ada mata air Tuk Lanang yang konon kabarnya kalau cuci muka di situ yang jomblo bisa dapet jodoh. Nah di jaman Belanda, Curug Sewu adalah perkebunan kopi, karet, dan sumber listrik. Sekarang sih jadi kebun cengkeh. Curug Sewu sepertinya dikelola oleh Perhutani KPH Kendal. Yang jelas ada peringatan untuk tidak memburu dan merusak habitat lutung dan burung kepodang.

Untuk bisa menikmati pemandangan lengkap seperti ini diperlukan keimanan dan ketakwaan hehehe. Ga deng. Cuma perlu stamina koq. Turunnya sih asik, pas mau balik ke bis. Mak. Tangga mendaki. Memang sudah pas tadi dari Stasiun Poncol jalan kaki ke tempat pertemuan ya. Sudah pemanasan duluan *lap keringat*
foto-foto yang lebih ciamik menyusul ya
Salam kenal mba vivi 🙂
salam kenal juga Mbak Dewi 🙂