Belajar Investasi dan Mengelola Uang Melalui Reksadana

Akhirnya siap menulis bagian ini. Mungkin lama saya tidak menulis karena saya sendiri begitu gugup untuk berbagi tentang satu hal yang setengah mati saya pelajari. Saya selalu merasa diri saya bodoh atur uang. Untuk bisa mengatur uang, bahkan untuk mengerti apa itu inflasi, debit, kredit, dan membaca buku tabungan saya butuh waktu setahun lebih untuk belajar. Saya akui finansial adalah kelemahan saya. Saya tidak berjuang menjadi ahli, tapi saya berjuang untuk setidaknya saya bisa tahu kemana uang saya berlari dan bagaimana mengatur uang yang sehat untuk saya.

Saya selalu merasa ada seorang anak kecil yang penasaran di dalam diri saya yang selalu ingin belajar hal baru. Saya bersyukur sekali sampai saat ini saya masih melajang jadi saya punya waktu yang lebih fleksibel untuk belajar yang menarik. Saya malas baca buku, lebih-lebih novel atau kisah fiksi. Buat saya, setiap waktu yang saya buang harus ada efeknya dalam kehidupan sehari-hari. Kalau cuma untuk berkhayal semata, saya tidak punya waktu. Namun ketika saya memutuskan untuk membeli dan membaca buku, saya biasanya benar-benar serius meluangkan waktu untuk membaca dan benar-benar memahami sebelum saya menetapkan diri untuk setuju atau tidak dengan buku itu.

Proses belajar keuangan pribadi sebenarnya dari twitter. Saya mengikuti Ligwina Hananto, membaca websitenya, membeli buku dan mencoba mempraktekannya. Berat sekali untuk saya mengunyah semua istilah-istilah keuangan. Namun saya punya prinsip ‘sebelum saya menolak ide ini, saya harus kuasai benar ide ini maunya apa’. Sebuah formula sederhana atur duit adalah sebagai berikut :

Dari pendapatan sebulan, menabung 10-30%, cicilan hutang maksimal 30%, pengeluaran rutin maksimal 60%, kebutuhan pribadi maksimal 20%

Mari Bahas MENABUNG

Saya memulai menabung dalam dua bentuk : di celengan bentuk gas melon (sekarang bentuk galon pink) untuk semua uang receh yang saya sering abaikan berceceran dan reksadana. Mengapa reksadana ? Karena melatih saya untuk komitmen ga kecentilan ambil dan tarik. Prinsipnya kan seperti deposito cuma deposito kan butuh uang banyak dulu to.

Ketika saya lajang saya sempat bisa rutin menabung 30% dengan mengikuti Reksadana Danareksa Online yang IMD (Investasiku Masa Depanku). Ga usah panik melihat website Danareksa yang formil dan sepertinya rumit ini. Maklum nasabah penting mereka sebenarnya bukan yang receh 200 ribuan. hehehe saya memilih di situ karena saya tidak perlu ke bank untuk pembelian dan pendaftaran (ketika itu saya mengajar dari pagi sampai sore). Saya mengikuti IMD di tahun 2011. Ketika itu di dua bank saya menjadi nasabah (Mandiri dan BCA) belum memiliki customer service yang cukup paham reksadana sekalipun ketika itu dua bank ini sudah menjual reksadana. Ya sudah saya mendaftar online dan menyelesaikan administrasi semua dengan email.

Pembelian reksadana online ketika itu langsung diautodebet menggunakan virtual account milik DONE dari internet banking BCA saya. Setelah target masa menyimpan reksadana di DONE selesai, saya menarik uang saya untuk keperluan mendesak hehe. Oh iya biar ga bingung, reksadana itu ada pilihannya : yang mau resiko tinggi dengan hasil pengembalian yang tentu tinggi, atau resiko rendah dengan pengembalian yang juga ga gede-gede amat. Untuk reksadana saham (resiko tinggi) saran saya dana yang diautodebetkan komitmen untuk 3-5 tahun ke depan. Soalnya kalau setiap tahun ditutup, rugi di biaya administrasi dan sebagainya. Tentu saja ketika kita menaruh uang di sebuah produk dengan memantau. Kalau memang dari tahun pertama ke kedua jeblok nyungsep ya silakan tarik tapi kalau nggak ya sabar aja. Contoh ya :

pilihan produk reksadana
pilihan produk reksadana

Danareksa Mawar termasuk yang danareksa dengan resiko tinggi semakin ke bawah resiko semakin besar. Nah ketika saya membeli reksadana di Commonwealth tahun 2013 (otomatis membuka tabungan di sana) pilihan produknya lebih banyak lagi. Dari Paribas, Manulife, Mandiri termasuk Danareksa ada. Saya menutup reksadana saya di tahun 2014 lagi-lagi karena kebutuhan mendesak *vivi mah gitu orangnya*.

Sekarang saya akan membeli reksadana lagi (yoi dari 2014 sampai April 2015 ga nabung sama sekali kecuali di celengan galon pinky yang isinya recehan) dan pilihan bank penjual saya sekarang adalah Mandiri. Alasannya ? Dapet fiesta poin. Muahahahaha. Ga banget emang. Alasan lainnya juga karena di Commonwealth tidak bisa autodebet. Sementara saya tidak membeli di Reksadana lagi karena sekarang saya memiliki banyak waktu untuk pergi ke bank. Saran saya untuk membeli reksadana adalah baca pergerakan R.O.I nya bukan cuma setahun. Dari pengalaman saya baik itu CS Danareksa ataupun Mandiri sangat membantu memberikan informasi satu tahun terakhir. Mereka akan print lalu kita tinggal cari di internet data dua tahun sebelumnya (kadang malah bisa sampai 3 tahun yang lalu). Dari situ bisa kebaca dong kelakuan produk reksadana ini mengarah ke nyungsep atau ke hidup yang lebih baik. *aposeh*

reksadana dapet poin
reksadana dapet poin

Sebenarnya ada produk tabungan Warung Bank Guntur dari CV Sakinah yang nge-hitz banget di kalangan ibu-ibu di Kemiri Muka. Cuma karena produk tabungan 10 ribu per hari ini hanya dibuka setiap dua minggu setelah Lebaran dan ditutup menjelang puasa, maka cerita soal ini akan saya bahas setelah Lebaran 2015.

Mari Bahas Utang

Umur saya 31 tahun dan saya belum cukup dewasa menanggapi soal utang kawin. Saya membawa kepahitan saya terhadap acara 1 hari yang membuat saya harus ikut membayar utang selama beratus-ratus hari. Jika hidup adalah film horor maka cicilan adalah terornya. Saya terus menerus menyudutkan pihak lain yang bertekat bulat mengadakan sebuah acara yang ujungnya : cicilan kartu kredit, cicilan bank, cicilan ke teman tanpa pegang uang untuk bayar kontrakan tahunan. Kedewasaan saya baru dalam tahap level : ibu saya tidak perlu tahu ini. Selebihnya ? Saya membayar cicilan dengan dendam. Mentransfer dengan kemarahan ‘huh kalau ga sok-sokan ngadain acara kan ga ribet kaya begini‘. Kalau mungkin orang yang penuh iman membaca akan bilang ‘berharap mukjizat‘ maka saya bisa menulis tulisan khusus soal ini. Jika ada pihak yang tersinggung soal ini, well ini kejujuran saya.

Saya mengatur internet banking saya otomatis mendebit ke 3 rekening sekaligus dengan nominal yang sama untuk transfer cicilan satu hari setelah saya menerima gaji. Tadinya saya hanya transfer biasa sambil berharap mukjizat semua tertutup langsung cuma akhirnya saya atur autodebet selama setahun (di internet banking BCA autodebet ke rekening orang lain maksimal selama setahun selanjutnya diperbaharui kembali).

Mari Bahas Pengeluaran Rutin dan Pribadi

Di sini lah postingan liburan, perpuluhan, listrik, makan, makanan binatang peliharaaan berada. Dengan mengikuti skema di atas secara disiplin ketahuan memang bahwa saya tidak bisa lagi memberi binatang peliharaan saya makanan hewan, cuma tempe dan ikan. Berlibur pun cukup yang dekat saja. Saya juga mempekerjakan orang untuk rutin memasak sehingga saya berhenti petualang kuliner. Membentuk kebiasaan baru itu tidak enak. Mematikan daging dan nafsu itu menjemukan tapi membentuk kebiasaan baru yang baik itu tidak pernah ada ruginya 🙂

2 thoughts on “Belajar Investasi dan Mengelola Uang Melalui Reksadana

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *