Seperti tahun-tahun sebelumnya, saya selalu menulis refleksi setahun sambil membayangkan apa yang ingin saya lakukan di tahun yang akan datang. Kegiatan ini sudah saya lakukan sejak tahun berapa ya? 2010? 2009? Lupa deh. Dulu saya menulisnya tidak pernah transparan apa yang sedang saya bicarakan. Sekarang saya ingin lebih mudah jelas dibaca untuk saya pribadi agar lebih mudah buat saya ketika ingin kilas balik entah di pertengahan 2023 ataupun di akhir 2023. Sekarang saya mencoba menulis dengan panduan dari Belajarlagi dengan harapan lebih terstruktur.

Saya mengikuti ini agak-agak telat alias saya bayar setelah acaranya selesai. Untung bisa dibeli. Permintaan belinya via Twitter pulak wkwk. Serba Dadakan. Jadi sekalipun saya tidak hadir di sesi langsung, saya bisa belajar berulang-ulang. Baiklah mari kita mulai. Bagian 1 ini saya tulis mengikuti sesi Vicario Reinaldo. Makan waktu 2 jam untuk nulis tulisan di bawah ini karena corat coret edit hapus.
2022: 3 Sorotan Utama
Saya baru sadar euy ternyata 2022 saya jauh lebih rajin menulis blog. Terima kasih reminder WordPress, tiap Jumat orang sholat, saya sibuk mikirin mau nulis apa. memang di awal tahun saya sempat hening tidak menulis karena sesuatu (lohhh katanya mau lebih transparan? sekarang simbol-simbol??). Namun kerajinan saya menulis blog ini bukan 3 sorotan utama yang ingin saya tampilkan.
- Saya lebih langsing 2 kg daripada 2021. Padahal di 2021 saya ga ada narget-narget langsing loh. Soalnya saya malu saya lebih sering menggemuk daripada mengkurus
- 10 tahun wirausaha saya lebih bisa berdiri sebagai CEO setelah sekian lama merasa gak sehebat (baca: gak sebanyak itu duitnya) itu untuk menjabat sebagai CEO. Ketika akhirnya saya berani mengakui posisi ini, saya bertanggung jawab penuh ketika menambah divisi marketing daring sekaligus ketika menutup 1 cabang dan menghentikan produksi banyak produk.
- Saya melakukan perjalanan darat bawa mobil ke Sumatra. Ini kalau 10 tahun lalu terjadi, saya akan menolak berangkat, menolak melakukan kegiatan tersebut, pokoknya gak gak gak. Di perjalanan itu ada koq fase saya kesal sampai cuma mau tiduran di belakang. Namun itu cuma durasi 3 jam dari 10 hari perjalanan.
Ketiga sorotan utama itu membuat saya belajar bahwa:
- Saya bisa berpuasa berselang (intermittent fasting) tanpa menjadi uring-uringan. Padahal saya selama ini selalu khawatir kalau saya puasa saya akan gampang marah karena saya tidak suka kelaparan
- Ramot sedikit banyak 10 tahun ini membelokkan pemikiran saya sehingga saya bisa melihat sisi lain dari kehidupan
- Saya memiliki keistimewaan punya tim kerja yang solid. Orang pusing karena karyawan datang dan pergi, saya justru menjadikan mereka RING 1 saya.
2022: 3 Sorotan Redup
- Mama saya meninggal. Pukulannya tidak sehebat ketika alm bapak saya meninggal (notabene sebenarnya saya lebih dekat ke ibu daripada ke bapak) tapi fakta yang saya hadapi di tengah duka itu tetap mak dheg
- Program Hamil inseminasi buatan gagal
- 1 cabang tutup dan beberapa produk saya berhenti produksi. Tidak seperti di pelem-pelem ketika mengambil keputusan sat set bertampang dingin, saya berulang kali menangis, berulang kali termenung, berkali-kali grogi tapi berusaha saya tutupi
2022: Area yang Perlu Dibenahi adalah Keuangan
Aslinya ada 9 area yang bisa kita pilih kalau mengikuti BelajarLagi365 ini. Dah lah semua saya jago #hasek kecuali satu. Saya buta soal kelola uang. Keuangan rumah tangga diatur partner hidup. Saya ngertinya tunjuk-tunjuk doang, beli beli di lokapasar saja tanpa paham berapa seharusnya pemasukan ideal untuk gaya hidup sehari-hari saya yang enggan susah ini. Keuangan baik-baik saja ya karena tertolong ada partner hidup. Namun di akhir 2022 baru saya bengong karena penghasilan kami berkurang akibat usaha saya menurun. Akibatnya saya tidak bisa membayar kontrakan. Saya pun sudah menyiapkan mental bahwa untuk berlanjut hidup ya saya perlu pindah ke kabupaten untuk biaya hidup yang lebih murah.
Kemudian ketergantungan saya kepada hasil pemikiran pasangan untuk kelola uang membuat saya teringat 13 tahun yang lalu. Ketergantungan saya kepada mama saya membuat saya lugu saja tidak paham apa-apa. Ketika beliau memutuskan sesuatu yang membuat kami berjalan terpisah saya nurut-nurut saja. Butuh bertahun-tahun saya ikhlas bahwa selalu ada hikmah di keputusan yang salah. Kali ini saya mencoba langkah berbeda. Saya mulai belajar bertanya, mencatat dengan seksama dan membuat rencana. Kadang saya perlu menanyakan ulang, catat lagi karena memang tidak pernah tahu cara atur uang.
Memasuki 2023 ini semua saya catat, dari potensi sumber pemasukan, pengeluaran bulanan sampai budget pengeluaran insidental. Memang tidak seketika membuat saya jago atur uang tapi setidaknya selalu antisipasi jika ada hal terburuk terjadi pada partner, saya tahu harus melanjutkannya bagaimana. Saya perlu stop jajan makan enak sih pasti. Selain pengeluaran terbesar, angka kolesterol dan asam urat saya mulai menyentuh ambang batas. Saya kepengennya mencatat rajin apa saja pengeluaran harian tapi gak tahu deh apakah saya bisa melakukannya di 2023. Lha wong keinginan saya langsing pas memasuki 2021 baru saya jalani di 2022 alias tertunda tunda 1 tahunan setiap kali saya punya niatan.
2022: 3 Pencerahan
Dari tulisan di atas saya menangkap bahwa saya adalah orang yang :
- Enggan mengambil peran yang sulit.
- Enggan mengerjakan tugas yang menuntut saya perlu belajar dari 0
- Enggan berlibur
Sehingga untuk menang di keengganan tersebut :
- Saya sudah cukup OK mengambil peran sebagai CEO tinggal terus belajar saja. Penghasilan CEO nya cuma recehan bahkan bayar kontrakan aja bingung ya udah lanjutkan terus
- Bahwasanya untuk belajar dari 0 saya perlu mengawalinya dengan banyak mencatat di awal awal ya ga pa pa. Setidaknya ada langkah yang saya ambil
- Perlu merutinkan jadwal bersenang-senang dengan transportasi umum dan membuat jadwal rutin untuk melukis
Satu pemikiran pada “2022 ke 2023 Bagian 1”