OKR: (bukan) Orang Kaya Raya
Tulisan kali ini menjadi bagian 2 karena mengikuti video materi 365 BelajarLagi yang mana topik soal rencana tahun depan diletakkan ke video pengajaran kedua haha. Saya kayanya sudah beberapa kali mendengar istilah OKR yang dibaca dengan pengucapan lidah londo tapi setiap kali dalam bentuk tulisan saya membacanya dengan pengucapan Indonesia dan tidak pernah ingat kepanjangannya. Saya selalu ingatnya OKR adalah Orang Kaya Raya: semacam versi sultan dari OKL dan OKB. Baiklah jadi OKR adalah Objective & Key Results. Ini fungsinya supaya Vivi kalau bikin resolusi ga ngawang-ngawang berpuisi. Sebagai orang yang baru membuat rencana tahun depan modelan teknis begini, bukan dengan cerita berbunga-bunga maka saya mencoba 3 OKR saja dari 9 pilihan yang bisa dibuat ya. Pakek Bahasa Indonesia saja ya jadi THK alias Tujuan Hasil Kunci
Tujuan 1 di 2023: Pembelajaran & Pengetahuan di Pendidikan Profesi Psikolog
Haha ini adalah tujuan ambisius yang pernah saya tulis secara gamblang. Sebelum-sebelumnya, saya tidak pernah menuliskan secara lantang karena takut malu kalau tidak tercapai atau malah saya memilih tidak menarget apapun biar tidak punya patah harapan apapun. Namun izinkanlah saya mencoba cara baru toh saya sudah bukan orang yang akan bertahun-tahun terpuruk jika 1 hal tersebut tidak tercapai (terima kasih psikiaterku).
Kan tujuan itu kudu SMART ya alias Specific – Measureable – Achieveable – Relevant – Time Bound ya. Jadi masuk akal lah tujuan di atas menjadi :
Terdaftar sebagai mahasiswa profesi Psikologi UI per September 2023
Hasil kunci yang harus nampak adalah:
- Ada gambaran uang kuliah dari mana, mengingat saya akan kuliah di Depok, saya juga perlu ada bayangan uang kontrakan selama saya kembali belajar (jika baca di tulisan saya sebelumnya, saya mengalami masa bingung bayar kontrakan)
- Lulus ujian profesi yang menyangkut : ujian tertulis, ujian wawancara dan 2 rekomendasi dosen ehe ehe ehe.
Nah mari bahas HALANGAN dari tujuan ini:
- Ga lulus ujian! Pertama-tama pasti saya akan guling-guling patah hati karena sebenarnya cita-cita saya jadi dari SMP untuk jadi psikolog
- Ga jadi dapat sumber dana pinjaman untuk sekolah lagi. Dah lah dah lah.
Jika sudah ada dana pinjamannya, tapi tidak lulus ujian ya sudah saya melanjutkan hidup toh kegagalan sudah biasa saya terima. Namun jika sudah lulus ujian dana pinjamannya dibatalkan, ya sama aja sih ikhlas balik badan kembali ke realita siap-siap pindah ke Kabupaten
Tujuan 2: Kehidupan Personal dengan Menambah Anggota Keluarga Baru
Ini lagi nih haha. Setelah gagal dengan inseminasi buatan, 2023 saya memikirkan untuk menambah anggota keluarga baru melalui jalur adopsi resmi atau kembali mencoba program hamil. Lagi-lagi hal ini sudahlah saya berdoa dan berusaha, semesta selalu punya perannya. Biar Tujuan SMART : Ada anggota keluarga baru yaitu anak manusia di 2023 (soalnya anabul udah banyak). Jadi hasil kunci yang bisa saya lakukan:
- Mencoba 1 anak adopsi atau
- Mencoba 1 anak melalui program hamil seperti tahun 2022. Tindakan yang perlu dilakukan? gambar di bawah ini jawabannya:
Tujuan 3: Keuangan yang Lebih Rapi
Nyambung dengan tulisan refleksi saya di 2022, tentu saja saya perlu duduk belajar soal dana ya dana ya dana dana itu. Saya tidak bisa menulis tujuan saya secara SMART karena khawatir nanti kalian jadi ingin mentransfer bulanan agar kebutuhan saya terpenuhi nyiahahahaha. Untuk mencapai tujuan tersebut hasil kunci yang disusun adalah:
- Punya daftar budget 2023 per kuartal.
- Meningkatkan pendapatan sebesar 100%
Salah salah? Meleset meleset? Ya wajar saya ini kan level kelas 1 SD urusan kelola dana. Ga usah kaget to. Sebenarnya tujuan 1 di atas itu ya menyangkut tujuan 3 ini. 10 tahun berwirausaha, saya mendapatkan pencerahan saya perlu berkarier di konsultasi untuk dapur yang lebih ngebul.
BAU alias Business as Usual
Lama saya mencari di penjelasan workbook maupun handbook BelajarLagi365 BAU itu apa? Awalnya saya pikir Behavior Au Ah Gelap tapi setelah bertanya ke Google oalah BAU ki business as usual gaes. Intinya kebiasaan apa yang ingin saya tetap lakukan. Tentu saja ya :
- Urusan kesehatan : jalan sehari 3000 langkah, setiap kali bikin rapat dengan tim ahensi saya kudu naik treadmill, makan 1 x sehari, dan tiap 3 bulan sekali berat turun 1 kilogram adalah langkah yang paling masuk akal untuk diupayakan bukan? Bukann…
- Urusan bisnis : merawat cabang yang ada, menambah 3 lini usaha toh dasarnya sudah ada dari yang sebelumnya
- Urusan Teman & Komunitas : seperasaan saya sih tahun 2022 saya sudah cukup meluangkan waktu untuk teman-teman jadi 2023 bisa melanjutkan. Perihal komunitas mungkin kerjasama yang cantik dengan teman-temen perkochengan bisa dilanjut lagi
- Urusan Berwisata & Budaya: secara tidak sengaja memang mau tidak mau awal 2023 saya kudu wajib ke luar kota jadi saya tinggal menggelinding saja
- Urusan Hobi & Kreativitas: sepertinya cukup realistis menetapkan 1 minggu 1 gambar, perihal berkebun mari kita lihat sejauh mana saya bisa memulai dan rutin melakoni
- Perihal Emosi & Spiritualitas : kondisi paska Desember 2021 saya benar-benar terbukti bukan cuma kuat tapi penuh damai sejahtera. Kalau masih ada sisa-sisa kepahitan saya muncul dari ekspresi wajah yang murung, ya udah lah ya.
Oh iya secara realistis, kalau menarget sesuatu perlu mempertimbangkan soal kecenderungan menunda-nunda pekerjaan alias prokastinasi. Sayangnya, keunggulan saya adalah RAJIN. Jadi prokastinasi tidak perlu saya perhitungkan dalam hidup #hasek #iniBukanSombongBungIniRealita. Di 2023, kalau usaha saya mulai menerapkan retrospective meeting setiap kuartal, maka saya akan berdisiplin duduk sendiri untuk mengecek apakah di setiap kuartal saya berjalan ke arah target yang saya tetapkan di atas. Akhir kata: setiap tahun saya selalu bersyukur ini adalah tahun terbaik hidup saya. Oh iya saya ingat di agenda 2022 saya menulis ini:
Sempat saya diam mengingat apa yang terjadi di 2019, saya lalu membuka website saya pribadi oh iya saya jadi paham mengapa saya merasa tertonjok, saya juga paham akhirnya justru mengapa di 2020 saya justru merasa Tuhan seperti memeluk dan menyembuhkan saya. Kemudian datanglah 2021 yang merupakan penyembuhan lanjutan dari operasi di 2020. Jika 2020 saya menjalani operasi fisik, di 2021 saya menjalani operasi jiwa. Hasilnya sudah saya rasakan di 2021 sebenarnya dan 2022 saya memetik hasil dari operasi total jiwa raga: ada kematian dan ada kegagalan terjadi di tahun ini tapi saya tetap bisa memiliki damai sejahtera (sesuatu yang menurut saya lebihh dari berbahagia). Jadi apa nih enaknya jargon 2023? 2023 Renew Me? 2023 Empowered me? apapun itu, saya percaya tahun 2023 adalah versi Vivi yang lebih baik daripada Vivi versi 2022.
Satu pemikiran pada “2022 ke 2023 : Bagian 2”