Tag: Kesehatan Mental
-
Selalu Bisa Kesepian dalam Pernikahan
Jadi jangan menikah untuk menepis kesepian karena heningnya justru berlipat-lipat. Sudah nih inti tulisan sudah saya tulis di kalimat pertama jadi tidak perlu repot-repot menelusuri ke bawah. Saya tidak tahu dengan Anda, tapi saya lihat ada orang-orang yang menikah enggan mengakui bahwa sebenarnya merasa kesepian dalam perkawinan mereka sendiri. Sebagian besar tentu saja merasa tidak…
-
MENGASIHI: Diri Dulu Baru Orang Lain
Saya sedang dalam proses belajar materi daring Emotional Agility Susan David ketika saya mendapati topik soal self-compassion alias mengasihi diri sendiri. Saya baru sadar, tidak akan pernah orang bisa mengasihi orang lain tanpa syarat, secara utuh, dan penuh kalau dia sendiri tidak pernah mengasihi dirinya sendiri juga tanpa syarat. 3 P 1 Individu Wajar jika…
-
Sedikit Demi Sedikit, Tiap Hari Tiap Sifat
Kata-kata di atas adalah cuplikan lagu rohani yang saya sering dengar sewaktu kecil. Maklum di rumah nyaris tidak ada kaset lagu dunia, radio RPK selalu mengalun di pagi hari, dan saya sebagai anak ya mendengarkan lagu rohani sekolah minggu. Sekarang setelah saya besar, saya jadi mikir apakah James Clear ketika membuat buku hitsnya Atomic Habits…
-
Membuat Sedikit Surga di Bumi untuk Sesama
Di bawah kolong langit yang sama, milyaran orang di bumi pelan-pelan merasakan simulasi neraka dari sumbangsih spesiesnya sendiri: Suhu menaik, napas nyedot polusi, bisnis dan jualan sepi. Namun saya percaya kemanusiaan itu tidak pernah gagal membuat bumi ini terasa sejuk di hati di tengah kenyataan hidup yang banyak kelabunya daripada merah jambunya. Maka yang saya…
-
COMPOS MENTIS
MOMEN AHA Kebetulan pagi ini saya baru saja selesai doa pagi, sebuah rutinitas kedisiplinan yang saya jalani karena sudah saya anggap bagian dari pekerjaan. Supaya menghemat waktu, saya sengaja melaksanakan doa pagi di atas treadmill ha ha ha. Kalau treadmill ini bagian dari kedisiplinan saya yang lain. Bukan karena mau memiliki berat badan ideal saja…
-
Ulasan Buku Merawat Luka Batin
Saya sudah lama ngeh ada dr. Jiemi Ardian, SpKJ di Twitter cuma entah mengapa saya tidak follow beliau. Mengapa? Gak tahu juga. Ketika buku ini terbit saya memang belum tertarik membeli mengingat saya sendiri kan toh sedang rutin kontrol ke psikiater. Ternyata setelah mendapat pinjaman dari teman, saya akui bahwa buku ini perlu ada untuk…
-
Kebijaksanaan dari Beasiswa yang Gagal
Karena satu hal dan lainnya di 2023 ini, saya kembali membahas kegagalan saya yang lain yaitu gagal dapat beasiswa. Tahun 2023 ini saya kembali gagal dapat beasiswa sekalipun seperti biasa sudah diterima di universitasnya. Namun ada perbedaan ketika gagal beasiswa di sekitaran 13 tahun lalu dengan kegagalan beasiswa 2023. Saya lebih menghadapi kegagalan yang sekarang…
-
Gak Pa Pa Gak Jadi Apa Apa
Saya bisa nulis di atas dengan kondisi saya sudah pulih dari rasa frustasi yang saya alami bertahun-tahun di blog ini. Saya pernah di masa merasa bersalah ketika istirahat alias nyaris tidak bisa berhenti bekerja. Sebuah stresor besar muncul sebagai pelengkap penderita, saya akhirnya berakhir hampir 2 tahun di psikiater. Jadi para hadirin, seriusan saya menulis…
-
Berlatih Menghadapi Kesepian dengan Tenang
Kemarin kurang lebih seharian saya merasa kesepian. Masih sama alasannya dengan minggu lalu ketika saya cerita sesuatu kepada beberapa orang reaksinya cuma satu dua kalimat saja lalu mereka seperti sibuk melanjutkan hidup. Secara terbuka saya menulis di status WA Bahkan dalam perkawinan pun seseorang bisa merasa kesepian Vivi Alone 2023 Ketika kesepian menyergap apakah lalu…
-
Menghadapi NANTI
Tulisan terakhir saya soal belajar mengekspresikan kesedihan lalu belajar untuk tenang. Sekarang ini soal saya yang belajar menghadapi orang lain yang bilang ‘NANTI..’. Mungkin untuk orang pada umumnya, menghadapi orang mengucapkan ‘nanti’ terasa biasa saja. Namun itu agak berbeda di saya yang punya kecenderungan semua dikerjakan sat set wat wet gak usah kebanyakan nembak (baca…
-
Siap Sedih, Ga Bisa Nangis
Untuk orang wajar nangis ketika dalam duka. Untuk saya sulit. Belajar menangis karena sedih baru saya lakukan di pertengahan kepala tiga setelah teman saya pernah bilang : menangis itu membantu menjernihkan pikiran. Selebihnya hidup saya menangis karena frustasi, karena marah, karena malu. Seingat saya, saya sanggup nangis sejadi-jadinya waktu divonis ada tumor jinak di rahim.…
-
Belajar Tenang
Sebagai orang yang terlatih kudu sat set wat wet selama 27 tahun maka saya super terseok-seok untuk belajar tetap tenang di 12 tahun terakhir ini. Bayangkan tahun depan saya memasuki Vivi 4.0, sekarang Vivi versi 3.9 masih ada aja revisinya. Lah iya to. Manusia itu terus belajar sampai mati. Kalau dia berpikir belajar cuma sampai…
-
Intonasi & Pilihan Kata yang Salah Kaprah
Saya sampai bertanya kepada Tuhan apa yang perlu saya pelajari ketika secara berturut-turut 4 orang dalam 7 hari membuat saya terkaget-kaget. Ada kesamaan dari ketiganya : intonasi bicara yang hadeuh salah banget ini masuk nadanya. Jadi secara beruntun orang-orang ini menggunakan nada bicara atau pemilihan kata yang membuat orang lain (khususnya saya) terkaget-kaget sehingga dalam…
-
Paska Poli Jiwa
Tantangan kehidupan sebenarnya selalu dimulai ketika kita dinyatakan lulus. Entah itu LULUS belajar atau LULUS dari pengobatan. Setelah sekian lama selalu ada yang memantau perkembangan kita, ada indikator keberhasilan berupa ujian, di satu titik ketika kita dinyatakan lulus, kita sendiri yang perlu memastikan kita selalu berada di dalam jalur. Saya lulus dari poli jiwa dengan…
-
Kematian & Kegagalan Diteguk Sekaligus
Dalam beberapa hari saya harus menerima kematian dan kegagalan secara beruntun: ibu saya meninggal sekaligus program inseminasi buatan belum berhasil (et dah Vivi pake acara bilang belum seolah-olah masih ada dana untuk kembali mencoba). Saya pikir saya akan sedih tidak karu-karuan. Ternyata saya hanya menangis sebentar tanpa gegerungan, menyekanya, lalu lanjut mengerjakan tugas sehari-hari. Tentu…
-
28 38 48
Karena nonton drakor WWW, saya jadi terhenyak atas dua hal : unyu juga punya pasangan brondong dan hidup soal menilai apakah prinsip hidup yang dipegang masih cukup relevan dalam keseharian. 28 Usia 28 tahun terjadi 10 tahun yang lalu. Saya agak gamang dengan religiusitas (saya keluar dari gereja yang mengindoktrinasi saya sedemikian rupa bagai pakai…
-
Berani Memimpin
Sifat dasar saya adalah menghindari tanggung jawab di sebuah situasi yang butuh pemikiran panjang. Itu sebabnya sekalipun saya adalah pendiri Rumah Steril sejak 2014 dan Sahabat Pet sejak 2017, saya sebenarnya selalu menghindari menyebutkan diri bahwa saya pemimpin tertinggi di kedua usaha ini. Saya senang berlindung dengan menjuluki diri saya ‘cuma tukang gelar lapak koq’…
-
2022: Mencoba Berbeda
Sesuai tradisi, saya biasanya menulis di 31 Desember untuk kilas balik sepanjang setahun sambil menuliskan harapan di tahun berikutnya. Ada masa-masa saya tidak menulis atau berujung tulisan sudah dihapus karena saya sedang asyik mengasihani diri sendiri. Namun refleksi tahunan ditulis lebih cepat mumpung saya masih semangat menuliskannya. Untuk yang baru baca, saya menjadikan umur saya…
-
6 Bulan Setelah Merawat Jiwa
Di Januari 2021 saya memulai konseling Psikiater di RS BUNDA MARGONDA bersama dengan dr.Nina. Awalnya karena saya stres berat akibat perundungan daring yang saya alami. Rasanya apa ya? Ketika itu seperti kepala saya dicelupkan ke bak air dan tidak diangkat-angkat lagi. Seiring berjalannya waktu. Ini cerita saya setelah lebih dari 6 bulan berobat. Tulisan ini…
-
Pengalaman ke Psikiater Pakai BPJS Kesehatan
Saya akhirnya memutuskan menuliskan pengalaman saya ke psikiater pakai BPJS KES karena survey kecil di Instagram : Ada 2886 penyimak media sosial saya dari 20.000 an pengikut. Lalu dari 2000 an orang ini ada 381 orang yang ketika di suatu masa menghadapi kasus seperti saya atau masalah psikis lainnya baru tahu bahwa BPJS KESEHATAN menanggung…
-
From Bitter to Better
Judul di atas diusulkan oleh editor saya. Yoii, terkenal belum, tapi editor sudah ada. Editor ini 10 tahun yang lalu cuma sebatas mencari kesalahan kurang satu huruf atau kurang tanda baca, per 2014 merasa perlu mengecek apa tulisan saya bisa salah dipahami orang atau tidak demi kebaikan saya. Si editor ini memang seolah-olah seperti warganet…
-
1 Dekade: yang Saya Butuhkan Ternyata Bukan yang Saya Inginkan
Judulnya sudah cukup membingungkan belum? Harusnya sih ya. Biar sesekali kaya judul buku sastra Indonesia yang satu per satu diangkat ke layar lebar gitu loh. Mari memulai tulisan ini dari kicauan Pak Mantris yang menanyakan di Twitter, apa sih Indonesian Dream? Ini gara-gara Biden Harris akhirnya menang lalu kembali ke romantisme American Dream itu loh.…
-
Merana dan Tertawa di depan Drakor
Sembilan bulan hidup di tengah pandemi, saya kembali ke kebiasaan lama saya di era 2004: Nonton drakor. 16 tahun yang lalu saya sempat berbulan-bulan merasakan keterpurukan dan hanya menghabiskan waktu sebatas kuliah + nonton drakor. Itu pun budget kere hore alias nunggu dipinjamkan keping VCD bajakan dari teman saya, Vinna. 16 tahun yang lalu bapak…
-
2020: Kopi Siap Seduh, Hidup Siap Sedih
Sebelum kalian pembaca setiaku langsung khawatir apakah saya sedang membiru ketika menulis ini, maka percayalah saya menulis ini diiringi dengan karaoke dangdut menyambut malam tahun baru dari bengkel Bang Roman. Iya saya nulis sambil jejogetan sekalipun bingung mengapa tahun ini Juragan Empang tidak masuk dalam songlist. Jadi coba simpan rasa ibamu terlebih dahulu sob. Sekalipun…
-
Belajar Hidup dari Myoma
Judulnya gak kreatip banget ya tapi gimana dong memang saya lebih banyak belajar hidup dari pengalaman pahit daripada mendengarkan ceramah motivasi. Saya tidak mens sejak Juli 2019. Sesuatu yang tidak pernah terjadi dalam hidup saya sepanjang 35 tahun bernapas. Test pack negatif. Lalu untuk memastikan hasil tersebut saya mengambil tes darah di Prodia 4 Oktober…
-
Tuhan Bersama Jiwa yang Depresif
Mungkin judul di atas sekadar penghiburan, mungkin semata-mata saya butuh penguatan. Tidak mudah menuliskan soal kecenderungan saya yang depresif atau bahasa kerennya : high-function depression. Tentu saja sebenarnya penggunaan istilah ini perlu hasil analisis psikolog. Bukan asal tebak-tebakan. Mengapa saya yang notabene kuliah Psikologi tidak mau konsultasi dengan Psikolog? Domisili saya di Depok. Sekalipun Fak.…
-
2016 : Menata Emosi
Saya tidak pernah menduga bahwa di penghujung 2015 saya bisa melihat sesuatu yang baru (dari segi emosi). Secara umum saya adalah orang penyendiri, murung, dan getir. Jadi kalau hati ini keramik gampang sekali retak-retak dan berserakan cuma karena masalah sepele. Seperti hari ini saya sempat banyak diam karena tetangga protes saya memberi makan nasi kepada…
-
15|16 Mencoba Melangkah
Sekalipun untuk sebagian banyak orang resolusi awal tahun dan refleksi akhir tahun sesuatu yang klise dan menjemukan, saya merasa perlu tetap melakukannya untuk kesehatan mental saya pribadi *lebay mode on*. Saya tidak suka menetapkan target pun saya tidak suka meletakkan batu pencapaian (baca : milestone). Lah wong disuruh berhemat untuk urusan keluarga aja wis sewot…
-
Manusia Berencana, Tuhan Bercanda
Buat saya, Tuhan punya selera humor yang aneh. Seperti Ramot yang suka melucu, saya seringkali tidak tertawa menanggapi lelucon yang dibuat. Saya lebih sering garuk-garuk kepala, menata emosi (emosi di sini bukan marah ya, tapi mengacu pada definisi Psikologi mengenai emosi), lalu melanjutkan hidup. Setelah pertengahan minggu saya mendapat kabar bahwa kami tidak bisa melanjutkan sewa lapak,…